2. Biografi Kurt Cobain yang ditulis Charles Cross. Kenapa buku ini? Saya rasa memahami sudut pandang orang lain dalam hidup akan meredakan overthinking yang anda alami. Cobalah baca bagaimana kehidupan Kurt yang dinarasikan Cross.Â
Menurut pengalaman saya, buku ini ringan dan mudah dipahami. Narasinya layaknya novel dengan tokoh utama Kurt. Apa yang dilakukan Kurt pada hidupnya?Â
Overthinking setiap saat yang membuat ia lari ke obat-obatan dan berakhir bunuh diri. Kebanyakan orang overthinking. Kembali lagi, hal tersebut manusiawi. Jika sudah memahami konsep ini kalian akan setidaknya menganggap wajar overthinking. Makanan masih enak, istirahat masih surga.
3. Noranya Faiza Marzoeki. Naskah drama dengan tema feminis ini akan membawa katarsis tertentu dalam hidup anda. Dalam naskah tersebut, dikisahkan seorang wanita bernama Nora. Ia telah memiliki suami dan anak. Kehidupannya sangat baik-baik saja bagi orang awam.
Suaminya bahkan akan naik pangkat di kantornya. Tetapi ia terserang pemikiran aneh, semacam overthinking. "Tidak seharusnya aku hidup seperti ini. Ini bukan tujuan hidupku.Â
Aku perlu kabur dari semua ini." Yang sontak akan membuat pembaca menjadi dua kubu, kenapa Nora begitu? Atau pembaca yang mendukung keputusan Nora.Â
Bagaimanapun itu kehidupan Nora, keputusan berada di tangannya, menurut saya. Bagaimanapun keputusan Nora, ia manusia yang harus memilih. Bukan pemikir sepanjang waktu.
Begitulah manusia. Selalu dihadapkan pada sesuatu. Dihadapkan pilihan-pilihan. Dan hal tersebut wajar. Salah siapa memilih menjadi manusia, saya bercanda hehe.
4. Kembali ke novel. Saya merekomendasikan No Longer Human oleh Osamu Dazai. Kebanyakan orang mengatakan novel ini terlalu gelap untuk dibaca. Hanya akan menimbulkan overthinking. Bukankah begitu cara kerja vaksin covid? Kenapa jadi ke arah itu. Saya mencoba menganalogikan.Â
Virus dibunuh dengan virus itu sendiri. Kemungkinan novel gelap ini akan meredakan overthinking anda. Cerita mengenai kehidupan yang membosankan, mempertanyakan kemanusiaan, dan berhenti menjadi manusia pada akhirnya. Semacam refleksi.Â
Setelah membaca diharap anda akan merasakan semacam hawa kebencian kepada tokoh dalam novel tersebut. Kenapa? Manusia memang seperti itu. Kenapa harus mengakhiri hidup. Sungguh sia-sia. Muhasabah diri anda, kawan-kawan.Â