Mohon tunggu...
Jingga
Jingga Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

M

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Buku-buku yang Bisa Meredakan "Overthinking" Bila Dibaca Serius

13 Agustus 2021   20:40 Diperbarui: 17 Agustus 2021   21:39 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Belakangan topik mengenai 'Overthinking' sedang naik daun-bukan makna harfiah. Banyak sekali penyebab penyakit nokturnal ini. 

Solusi-solusi yang katanya ampuh menghilangkan penyakit pikiran ini banyak sekali bersliweran. Apakah benar solusi-solusi itu dapat melenyapkan overthinking? 

Pengobatan setiap orang tidak selalu sama, maka saya menawarkan salah satu opsi solusi-seperti penyedia solusi-solusi overthinking lain- untuk mengurangi atau sekadar meredakan rasa tidak nyaman ketika penyakit ini menyerang. Setidaknya lebih bisa dikendalikan daripada sebelumnya.

Untuk mengikuti solusi ini anda harus benar-benar berniat, alihkan pikiranmu jalan-jalam tak karuan terlebih dulu untuk diam dan fokus pada beberapa buku di bawah. 

Memang, terkadang orang ingin sembuh dari penyakit tetapi malas untuk minum obat. Jangan lakukan hal tersebut. Ingat! Haha, selesai basa-basi saya.

1. Buku prosa monolog karya Albert Camus yang berjudul The Fall. Mungkin kalian akan perfikir hal ini adalah utopia. Khayalan tingkat tinggi. Karya sastra tidak bisa mempengaruhi seseorang sedalam itu bukan? Benar, tidak akan langsung mengubah hidup seseorang, lebih ke sebagai pemantik. 

Tema karya sastra yang anda baca akan, setidaknya menyalakan api baru dalam diri anda, bagaimana anda menggunakan api itu yang berpengaruh.

Narator dalam The Fall, Jean, mencoba berbicara kepada pembaca mengenai hidupnya. Bagaimana ia sering sekali memikirkan makna kemanusiaan dalam dirinya. Bisakah ia menjadi ini dan itu. Bagaimana sesuatu dalam dunia ini seperti jam dinding. Berputar pada poros dengan tatanan yang sudah ditentukan. 

Manusia, pada akhirnya hanyalah manusia. Bagaimanapun anda memahami kehidupan, anda akan tetap bertingkah manusiawi. Satu hal yang paling saya sukai dalam monolog ini, Jean seringkali merasa gelisah apakah ia sudah menutup pintu ketika ia menjelang tidur. 

Begitu manusiawi. Hikmah saya, manusia adalah manusia. Segala hal yang anda lakukan adalah manusiawi yang kebanyakan juga dilakukan oleh manusia lain.

2. Biografi Kurt Cobain yang ditulis Charles Cross. Kenapa buku ini? Saya rasa memahami sudut pandang orang lain dalam hidup akan meredakan overthinking yang anda alami. Cobalah baca bagaimana kehidupan Kurt yang dinarasikan Cross. 

Menurut pengalaman saya, buku ini ringan dan mudah dipahami. Narasinya layaknya novel dengan tokoh utama Kurt. Apa yang dilakukan Kurt pada hidupnya? 

Overthinking setiap saat yang membuat ia lari ke obat-obatan dan berakhir bunuh diri. Kebanyakan orang overthinking. Kembali lagi, hal tersebut manusiawi. Jika sudah memahami konsep ini kalian akan setidaknya menganggap wajar overthinking. Makanan masih enak, istirahat masih surga.

3. Noranya Faiza Marzoeki. Naskah drama dengan tema feminis ini akan membawa katarsis tertentu dalam hidup anda. Dalam naskah tersebut, dikisahkan seorang wanita bernama Nora. Ia telah memiliki suami dan anak. Kehidupannya sangat baik-baik saja bagi orang awam.

Suaminya bahkan akan naik pangkat di kantornya. Tetapi ia terserang pemikiran aneh, semacam overthinking. "Tidak seharusnya aku hidup seperti ini. Ini bukan tujuan hidupku. 

Aku perlu kabur dari semua ini." Yang sontak akan membuat pembaca menjadi dua kubu, kenapa Nora begitu? Atau pembaca yang mendukung keputusan Nora. 

Bagaimanapun itu kehidupan Nora, keputusan berada di tangannya, menurut saya. Bagaimanapun keputusan Nora, ia manusia yang harus memilih. Bukan pemikir sepanjang waktu.

Begitulah manusia. Selalu dihadapkan pada sesuatu. Dihadapkan pilihan-pilihan. Dan hal tersebut wajar. Salah siapa memilih menjadi manusia, saya bercanda hehe.

4. Kembali ke novel. Saya merekomendasikan No Longer Human oleh Osamu Dazai. Kebanyakan orang mengatakan novel ini terlalu gelap untuk dibaca. Hanya akan menimbulkan overthinking. Bukankah begitu cara kerja vaksin covid? Kenapa jadi ke arah itu. Saya mencoba menganalogikan. 

Virus dibunuh dengan virus itu sendiri. Kemungkinan novel gelap ini akan meredakan overthinking anda. Cerita mengenai kehidupan yang membosankan, mempertanyakan kemanusiaan, dan berhenti menjadi manusia pada akhirnya. Semacam refleksi. 

Setelah membaca diharap anda akan merasakan semacam hawa kebencian kepada tokoh dalam novel tersebut. Kenapa? Manusia memang seperti itu. Kenapa harus mengakhiri hidup. Sungguh sia-sia. Muhasabah diri anda, kawan-kawan. 

Terkadang kita mirip dengan tokoh Oba, pikiran kita kemana-mana. Tetapi itulah jalan yang harus dilalui sebagai manusia. Jika ingin berhenti menjadi manusia, silakan bunuh diri. Itulah pesan yang saya dapatkan dari novel.

Baiklah, saya rasa beberapa rekomendasi buku tersebut cukup untuk meredakan overthinking anda dalam beberapa hari apabila benar-benar dipraktekkan.

Pesan saya, berhentilah menjadi tidak manusiawi kawan. Overthinking adalah salah satu bagian kemanusiaan. Teruslah produktif dan overthinking sesekali. Hanya saja kurangi kadarnya. 

Saya takut anda memutuskan berhenti menjadi manusia karenanya. Selamat mencoba solusi pereda overthinking ini. Selamat menjadi manusia pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun