Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dari Keris Rembrandt Sampai Pedagang Keris Paludani

10 Oktober 2025   09:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   14:53 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keris Kanjeng Kyai Anggrek pemberian Paku Buwana IV pada raja Belanda Willem Frederick van Oranye-Nassau (1772-1843) (Sumber: Foto/Bambang Sujarwanto)

Karsten Sejr Jensen

Karsten Sejr Jensen adalah seorang psyco-analist asal Denmark, yang sejak usia 12 tahun menyukai koleksi keris. Ia sendiri memiliki keris Nagasasra yang utuh dan asli. Dan pada kurang lebih sepuluh tahun menjelang meninggalnya, Karsten menulis buku yang populer di kalangan pekeris Indonesia, KriskDisk "The Indonesian Kris, A Weapon Imbued with Symbols".

"Terlalu mahal biaya menerbitkan buku di Eropa. Maka saya terbitkan dalam bentuk disket," sempat Karsten ungkapkan alasan pada saya, kenapa ia menerbitkan karya tulisnya dalam sebuah cakram disket dan bukan dalam bentuk buku cetakan.

Karsten Sejr Jensen penulis KrisDisk mewawancara pakar keris Haryono Haryoguritno (2008). Soal Samba Keplayu. (Foto Tira Hadiatmojo)
Karsten Sejr Jensen penulis KrisDisk mewawancara pakar keris Haryono Haryoguritno (2008). Soal Samba Keplayu. (Foto Tira Hadiatmojo)
Suatu ketika tahun 2008 bulan Agustus, saya sempat mengantarkan Karsten Sejr Jensen ketika ia mengunjungi Jakarta untuk mewawancara pakar keris Haryono Haryoguritno di Rawamangun, Jakarta Timur. Selama tiga hari, saya dan isteri mengantar Karsten dan istrinya Ingrid. Termasuk diajak mengunjungi Taman Anggrek di Kebon Raya Bogor, anggrek adalah kegemaran Ingrid yang rajin mengikuti kemanapun Karsten menjelajahi dunia perkerisan. Sementara Karsten mewawancara Guritno, Ingrid biasanya mencatat untuk Karsten.

Ada lebih dari sejam, Karsten mewawancara Guritno pada Agustus 2008 itu. Ia rupanya mencari tahu lebih jauh tentang apa makna hulu keris "nyamba" gaya Surakarta. Dan kenapa memakai tokoh Samba di jenis hulu keris yang posturnya mendongak itu. Guritno menerangkan, postur mendongak hulu keris "nyamba" memang seperti posisi tokoh keris pandawa Samba, yang kalau berjalan selalu posisinya mendongak.

Sayang, sebelum sempat wawancara dengan Guritno itu dituangkan dalam buku barunya setelah KrisDisk "Indonesian Kris", setahun kemudian pada bulan Juni 2009 Karsten Sejr Jensen meninggal karena penyakit kanker yang dideritanya, dalam usia 65 tahun.

Raibnya Kyai Anggrek

Kisah keris di Eropa yang paling fenomenal adalah "Raibnya Kyai Anggrek" keris pemberian raja Surakarta, Paku Buwana IV, untuk raja Belanda Willem I atau Willem Frederick van Oranye-Nassau (1772-1843). Keris Kyai Anggrek sempat melalui "drama perjalanan" yang fenomenal, mencekam.

Sekitar tahun 1818, Susuhunan Pakubuwana IV penguasa kerajaan Surakarta di Jawa Tengah, mengirimkan keris pusaka keris Kyai Anggrek sebagai tanda terima kasih dan persahabatan dengan Raja Belanda Willem I atau Willem Frederick sebagai tanda terima kasih dan persahabatan antara kedua kerajaan.

Keris Kanjeng Kyai Anggrek pemberian Paku Buwana IV pada raja Belanda Willem Frederick van Oranye-Nassau (1772-1843) (Sumber: Foto/Bambang Sujarwanto)
Keris Kanjeng Kyai Anggrek pemberian Paku Buwana IV pada raja Belanda Willem Frederick van Oranye-Nassau (1772-1843) (Sumber: Foto/Bambang Sujarwanto)
Keris Kyai Anggrek bukan bikinan Surakarta. Akan tetapi dibuat di era Mataram Sultan Agung (1593-1645) oleh Empu Cindeamoh, empu sepuh yang sangat dihormati di Mataram. Bahkan sampai sekarang pun, terdapat "larangan menempa keris" pada hari 'geblak'nya (wafatnya) Empu Cindeamoh setiap Ahad (Minggu) Wage.

Begitu dramatis perjalanan keris ke Belanda, lantaran empat dari delapan armada kapal Belanda yang membawa ribuan macam benda budaya (termasuk berbagai satwa)  itu tenggelam di lautan sebelum mencapai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun