Tiongkok, kata dia, mendorong sistem multilateral di mana Beijing bersama negara berkembang yang tengah bangkit dapat menandingi dominasi AS.
"Dari sudut pandang Tiongkok, era pasca-Perang Dunia II dibentuk oleh negara-negara seperti Prancis dan Inggris yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan sebesar klaim mereka," ujar Abuza.
China yang sejak lama menampilkan dirinya sebagai pihak yang diuntungkan dari tatanan pascaperang, kerap menekankan statusnya sebagai anggota pendiri PBB sekaligus anggota tetap Dewan Keamanan.
Ping dari Bond University menilai, inisiatif ini merupakan upaya rebranding strategis yang menegaskan dorongan jangka panjang Tiongkok untuk membangun tatanan multipolar yang berlandaskan nilai-nilai non-Barat.
Secara umum, inisiatif pembangunan fokus pada upaya mengurangi kesenjangan global melalui pembangunan; inisiasi keamanan penciptaan keamanan melalui dialog, bukan aliansi militer; sedangkan peradaban pentingnya keberagaman budaya sebagai tandingan universalisme ala Barat.
Pada saat yang sama, para pengamat menilai lima prinsip utama GGI memberikan cetak biru yang lebih jelas tentang visi Tiongkok.
Prinsip-prinsip itu adalah kesetaraan penghormatan, penghormatan terhadap hukum internasional, multilateralisme, menempatkan rakyat sebagai prioritas, dan pendekatan berbasis aksi.
GGI "menawarkan sesuatu yang mirip peta jalan kecil" tentang seperti apa wujud tatanan baru, kata Loh dari NTU, seraya menambahkan bahwa nilai inisiatif ini terletak pada upayanya menyatukan berbagai benang kebijakan luar negeri Tiongkok ke dalam satu paket yang satu kesatuan.
Naskah konsep resmi GGI yang dirilis tak lama setelah pidato Xi pada 1 September menegaskan bahwa Beijing tidak menandakan perubahan total tatanan dunia saat ini, melainkan "reformasi" untuk mengatasi apa yang dianggapnya sebagai ketimpangan.
Abuza menjelaskan, menurut versi China, GGI tidak dimaksudkan untuk mengganti sistem PBB, melainkan memperkuatnya dengan memberi porsi lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam hal representasi dan kewenangan dalam aturan pembuatan.
Ia menilai inisiatif ini mempunyai dampak yang lebih besar dibandingkan berbagai inisiatif sebelumnya, yang "tidak banyak menghasilkan hasil" dan sering ditujukan kepada audiens di dalam negeri.