Mohon tunggu...
Jimmy Endey
Jimmy Endey Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Keep On Figthing For Democracy

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dinasti Politik Vs Dinasti Korupsi

17 Agustus 2020   17:45 Diperbarui: 17 Agustus 2020   18:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Membatasi Dinasti Politik

Pembatasan agar dinasti politik tidak semakin berkembang harus dilakukan secara sistematis, berikut beberapa cara agar politik dinasti dapat dibatasi ruang geraknya, antara lain:

1. Sistem pemilihan harus dirancang agar lebih ramah dan benar benar membuka ruang secara adil bagi siapapun untuk mencalonkan diri. Ambang batas pencalonan tidak lagi relevan untuk terus diberlakukan.

2. Penegakan hukum terhadap kasus suap dalam pencalonan (mahar politik) mesti menjadi perhatian penegak hukum sehingga biaya politik untuk pencalonan bisa ditekan. Begitu juga dengan penyimpangan dalam birokrasi dan pengambilan kebijakan yang sering digunakan sebagai ajian pamungkas pemenangan.

3. Partai politik harus mempunyai peran yang jauh lebih besar untuk menghambat laju dinasti. Jika proses rekrutmen kandidat dilakukan secara terbuka, dengan sistem yang baik tanpa tendensi ekonomi, tentu tidak hanya bisa menghambat laju dinasti politik, namun akan lahir orang-orang terbaik yang akan memimpin daerah. Dinasti politik berpotensi kuat menyuburkan budaya koruptif.

Tapi pencegahan dinasti politik bukan dengan membuat aturan hukum, melainkan dengan kerja-kerja politik untuk mencegah suburnya dinasti tersebut.

Dinasti Korupsi

Sebenarnya ada lagi hal yang jauh lebih mengerikan dibandingkan dinasti politik, yaitu dinasti korupsi!

Seperti uraian diatas tadi menyebutkan bahwa dinasti politik, bila si calon memiliki kompetensi, bahkan ada juga terkadang lebih baik dari pendahulunya 'Sang Petahana' yang notabene memiliki hubungan kekeluargaan. Hal tersebut patut diapresiasi meski embel-embel 'dinasti politik'. Pada akhirnya istilah tersebut hanya tinggal istilah tanpa konotasi negatif.

Tapi yang jadi persoalan apabila terjadi 'dinasti korupsi'. Meski tidak memiliki hubungan kekeluargaan namun korupsi yang terjadi seakan turun-temurun dari petahana hingga penerusnya. 

Ini yang sangat mengerikan dan amat buruk! Perilaku korupsi justru menjadi 'dinasti' terlebih menyeramkan bila dinasti korupsi seiring dan sejalan dengan dinasti politik. Hal seperti ini harus dilawan dan diperangi! Karena tindakan korupsi jauh lebih biadab dibandingkan pembunuhan, mengingat yang menjadi korban adalah masyarakat dengan jumlah cukup banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun