Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peluang Disrupsi dengan "Toll-Go"

23 Januari 2018   22:11 Diperbarui: 24 Januari 2018   04:33 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat sore itu, waktu tempuh yang harus dikorbankan pengendara dari pintu tol Kamal hingga keluar di Fatmawati, mencapai 90 menit dan 2/3 diantaranya hanya untuk antrian bertransaksi di ketiga gerbang tol!

Pertanyaan mendasar disini : dimanakah pertanggung jawaban "kompromi" pengorbanan kita masing-masing --- Negara, investor, dan pengguna --- yang dijelaskan pada bagian awal tulisan ini? 

###

Lazimnya dalam setiap transaksi layanan komersial, penyedia jasa seyogyanya mengembangkan dan menjaga "kontrak kesepakatan standar pelayanan" kepada pelanggan yang menggunakan. Meskipun kehadiran jalan tol merupakan suatu "permakluman" akibat ketidak mampuan Negara mengadakan dan menyelenggarakan infrastruktur transportasi memadai, kesemena-menaan tingkat pelayanan yang diberikan terhadap biaya pengorbanan yang dibayar pelanggan, mestinya sama sekali tidak dibenarkan. 

Contoh baik perlindungan konsumen yang diterapkan pada industri penerbangan, mestinya juga dilakukan terhadap penyelenggara jalan tol. Ketentuan telah diberlakukan kepada setiap maskapai penerbangan yang tak mampu memenuhi jadwal yang dijanjikannya. Misalnya, penumpang berhak terhadap kompensasi tertentu atas setiap jenis keterlambatan yang terjadi. 

Lalu, mengapa standarisasi tingkat pelayanan seperti demikian, tidak dikembangkan pada jala tol? 


###

Siaran televisi CNN kemarin (Senin, 22-1-2018) memberitakan pelaksanaan perdana layanan "Amazon-Go" bagi pelanggan convenient store di Seattle, Amerika Serikat. Setelah memgambil belanjaan yang dibutuhkan, konsumennya tak perlu lagi mengantri dan membayar di kasir. Mereka boleh langsung keluar meninggalkan toko. Sebab, teknologi sistem penagihan canggih yang dikembangkan, mampu langsung dibebankan kepada rekeningnya. Proses "administrasi" hanya berlangsung saat pelanggan memasuki toko, yakni dengan cara menempelkan barcode identitas pada alat pemindai yg diletakkan pada gerbangnya. 

Ya, teknologi sudah hadir di sekitar kita dan sangat mungkin dikembangkan pemanfaatannya. 

"Toll-Go" --- istilah rekaan saya untuk sistem yang memungkinkan kendaraan masuk dan keluar di gerbang tol manapun, tanpa harus mengantri, bertransaksi secara fisik, dan biayanya dapat langsung ditagihkan --- jauh lebih sederhana dibanding "Amazon-Go". 

Sesungguhnya, untuk tingkat sederhana telah lama diterapkan Singapore pada sistem ERP (electronic road pricing) di sejumlah jalan protokolnya (sejak 1998). Setiap kendaraan yang melintas, pada jam tertentu, akan dikenakan tarif tertentu yang ditagihkan melalui perangkat yang dilekatkan di dashboard kendaraan, dan dipindai melalui gerbang yang membentang di lokasi-lokasi tertentu pada jalan tersebut. Perangkat sejenis sebetulnya sudah direncanakan lama untuk diterapkan juga di kawasan CBD (kawasan kegiatan bisnis) Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun