Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Citrapata Insan

11 Februari 2020   09:30 Diperbarui: 11 Februari 2020   09:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Citrapata Insan

Jangan tertawa melihat bumi terpecah belah

Jangan menangis melihat uang jatuh dari langit

Jangan meringis manakala sepatu berhak tinggi menemani langkahmu di jalanan penuh bebatu

Jalani seadanya

Jalani tanpa kegelisahan


Toh yang di atas masih sibuk berdebat

Sulit untuk perbanyak tindak

Yang diatas masih sibuk merapat

Padahal semua orang tenggelam dalam cemas

Toh yang diatas melihat bencana seolah emas

Untuk memperbanyak anggaran, kalau-kalau bisa diperhalus

Dipermanis media

Tinggal nota tersedia

Jangan tunggu yang atas turun

Kita yang setara ini harus saling mendukung

Mengusir lalat diatas sampah

Katanya itulah para petinggi dimata masyarakat

Padahal Tuhan menanti Dzikir dan Tafakur

Rumah mereka di kawasan elit

Syukur sekarang mereka bisa merasakan rugi

Karena lontong dan ketoprak berpisah arah

Meja dan kaca berbalik terpisah

Manekin -- manekin di bawah layangan berserak

Alasannya demi ketertiban pejalan kaki

Ah... sebenarnya siapa marah kepada siapa?

Apakah keadilan Tuhan datang disaat bencana?

Ataukah bencana adalah sakit hati alam di hadapan Yang Maha?

Lalu....

Hujan dikirim kepada kaum terpinggir

Meluap menuju kaum papan atas

Ular menjalar,

Tikus berenang... anak- anaknya tenggelam.

Hidup yang tidak adil terhadap alam

Menyiksa nurani yang berusaha lupa

Adakah kita menguasai sejagad ini?

Memang manusia tercipta dari apa?

Biarkan air menghapus debu

Siapa tahu besok perangai berubah tabiat.

Maksiat ditempat -- tempat tertutup

Jarum -- jarum di lorong sempit

Transaksi di darat menyepi...

Terbawa arus menuju hilir.

Sekarang... Tinggal siapa?

Siapa yang masih bergantung pada apa?

Insan dan amerta

Karya : Jefry Daik

(*Citrapata berarti lembaran hidup (sansekerta

  Insan dan Amerta berarti : manusia dan Keabadian)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun