Mohon tunggu...
Bionic HD
Bionic HD Mohon Tunggu... Tess

Pedulu baru Peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meneladani atau Menjadi Tauladan

27 April 2013   18:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), telah menyetujui konvensi yang menetapkan perlindungan bagi pembantu rumah tangga di seluruh dunia. Konvensi baru tersebut akan menjadi landasan untuk menjamin pekerja rumah tangga mendapatkan kondisi kerja setara dengan yang diperoleh pekerja di sektor lain. Namun hal itu tidak semerta-merta memberi kepuasan bagi para pekerja, terkhusus pembatu rumah tangga yang berada di Arab Saudi.

Lantas apa yang terjadi dengan para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) kita saat ini. Kurang lengkap rasanya jika tidak mengulas sedikit tentang kisah para Pahlawan Devisa dalam perjalanan hidupnya di Negeri orang. Berita mencuat di Indonesia dan menimbulkan keperihatinan yang mendalam bagi bangsa ini, diantaranya ketika Ibu Ruyati yang dihukum pancung oleh pengadilan Arab Saudi karena kasus pembunuhan. Menurut berita-berita yang menyebar di Indonesia, tidak hanya Ibu Ruyati saja yang dikabarkan membunuh majikan/orang tua majikan, selain itu kita masih dijejali berita Ibu Darsem, beliau dimaafkan oleh ahli waris setelah pemerintah membayar denda Rp. 4,5 milyar, dan Ibu Siti Zainab yang masih menunggu ahli warisnya berumur 17 tahun.

Menurut informasi dari Kedubes RI untuk Arab Saudi, masih terdapat sekitar 26 orang lagi yang bermasalah, 23 orang masih dalam proses hukum, sementara kita bersyukur karena 3 orang TKI telah dimaafkan keluarga.

Pandangan sederhana dari proses penerimaan dan refleksi perlakuan majikan terhadap pembantunya perlu ditanggapi dengan serius. Kausalitas menyebutkan “air mendidih karena dipanaskan”. Lantas bagaimanakah perlakuan majikan sebagai manusia dengan hasrat libido yang inheren ada pada dirinya??... Ketika hasrat sensitif dalam diri sang majikan menghilangkan rasio, sehingga akal dan budi pekerti terhenti oleh keindahan dan kesempatan yang didapatinya saat itu.

Kembali kepermasalahan yang dihadapi bangsa ini terutama yang melanda Pahlawan Devisa kita. Kini kita sedikit menafikan para majikan yang semena-mena memperlakukan para pembantu rumah tangga (TKI) seperti sistem perbudakan yang pernah berkembang ditanah Arab. Sopannya mereka tidak menghilangkan nyawa para TKI meskipun secara biadabnya mereka malah menghidupkan nyawa secara biadab tanpa rasa berdosa meperkosa hak para TKI.

Terdapat dua fonomena yang terjadi di tanah Arab. Sebut saja fenomena ini terjadi antara pembantu dengan majikannya. Singkatnya, sang majikan memberi nyawa, sedangkan pembantu menghabisi nyawa. Hahhaaaaa….. lucu…

Budak dalam artian orang yang bisa diperintah apa saja. Perbudakan pada zaman pra Islam ditanah Arab, bukan suatu hal yang aneh. Namun hingga saat ini, sistem perbudakan telah dihapus. Apakah karena sistem perbudakan yang pernah ada di Arab membuat para majikan melakikan hal yang wajar dilakukan oleh mahluk yang mengedepankan libido karana tidak memiliki kepekaan rasio, atau justru para pembantu rumah tangga memiliki daya tarik tersendiri.

Setidaknya negeri Arab masi bisa berbangga, kesederhanaan hidup Orang nomor satu di Iran tidak membuat harkat dan matabat Mahmoud Ahmadinejad jatuh di mata Dunia, meskipun akhirnya menjadi Presiden dengan kekayaan termiskin di dunia. Ahmadinejad merupakan salah satu dari sebagian orang yang bisa kita jadikan tauladan. Namun apakah kehidupan kita hanya mengikuti tauladan kita, bagaimana seandainya kita bisa menjadi tauladan bagi halayak orang sekitar kita.

Meskipun kita tidak memiliki jabatan setinggi penguasa di suatu negeri, namun tanpa disadari tiap kita memiliki tanggung jawab sebagai sebagai pemimpin dalam kehidupan kita,minimalnya kita bertanggung jawab kepada diri kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun