Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Dongeng: Mette dari Norge

19 September 2020   16:08 Diperbarui: 20 September 2020   19:33 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image dari [TheRoadLesTraveled.Com]

Mette pun urung mendorongnya, susah payah menjaga agar Haakon tak terjatuh sebelum berhasil mendudukkannya di depan pos security. Menggedor jendela pos, membangunkan Tobias, si petugas keamanan yang duduk tertidur.

"Kumohon, terserah hendak ke mana kau bawa dia, Tobias," kata Mette.

"Ke mana, Nona? Aku tidak menemukan identitas apapun dalam kantung jaket atau celananya. Bukankah tuan ini adalah teman Nona?" tanya Tobias.

"Bukan!" Mette kesal menyangkal.

"Lalu apa dia jatuh dari langit?" Tobias mengangkat topi dinasnya lalu melongok ke atas langit bertabur bintang.

Menyadari takkan menuai hasil berdebat dengan Tobias, dan tak tega pula meninggalkan Haakon tergeletak macam barang tak berharga, dibantu Tobias dengan terseok-seok Mette pun berhasil memapah Haakon hingga lorong apartmennya. Walau terbiasa bekerja berat, namun menyeret tubuh pria dewasa penyuka olahraga outdoor itu sangatlah menguras tenaga.

Mette terduduk mengatur nafas. Lelahnya berkuadrat-kuadrat. Di penghujung May kala itu, semburat matahari malam menerobos jendela kamar apartmennya. 

Mette terkulai menatap kosong pada satu-satunya kemewahan yang ia miliki yaitu tempat tidur tempatnya melarung segenap penat, wahananya bercanda bersama Tor, kini singgasana itu dikuasai mimpi liar seorang pangeran. Tak menyisakan ruang untuknya kecuali ia bersedia melebur masuk dalam mimpi-mimpi gila itu.

"Herregud..., sekarang apa yang harus kulakukan?" Mette menghela nafas dengan sangat berat. Lunglai tangannya menggapai pintu lemari pendingin yang tak jauh dari tempat tidurnya. Meraih beberapa kaleng minuman. Menelan liquid Urge dalam sekali teguk. 

Tak puas dengan minuman buah beralkohol rendah, Mette menghabiskan sekaleng Pilsner, menyusul Rigness, kemudian Glagg, dan apa saja yang ia temukan dalam gapaian. Mette berharap ia tak bangun esok hari agar tak perlu menghadapi persoalan ruwet yang pasti akan terjadi. 

Sudah cukup pelik hidupnya selama ini. Sungguh Mette tak pernah mau menambah hal rumit sekecil apapun. Ia ingin hidupnya simple. Ia hanya perlu fokus pada Tor. Tor-lah alasannya berjuang, bertahan dan tegar sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun