Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Dongeng: Mette dari Norge

19 September 2020   16:08 Diperbarui: 20 September 2020   19:33 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image dari [TheRoadLesTraveled.Com]

Dongeng: Mette dari Norge

[Jasmine]

~o0o~

Brakk! Keluar dari pintu belakang tempatnya bekerja, Mette segera berlari menyusuri lorong demi lorong memanjang di bawah gedung-gedung vertikal. Bersyukur ia tinggal di negeri bernama Norge di mana lelorongnya tak serumit dan sekumuh Dharavi, India. 

Selepas lorong ketiga Mette sudah menemukan jalan besar dengan keriuhan yang sudah ia duga. Ini sudah mendekati pertengahan Mei, masyarakat Norge tengah bersuka cita hendak menyambut hari libur nasional. 

Dengan langkah cepat, ia menuruni tangga yang mengarah ke stasiun subway. Hop! Sekali lompat saja, dalam sekejap tubuh rampingnya itu sudah lenyap ditelan gerbong putih T-bane.

Syal putih gading sepucat rambutnya itu, ia kalungkan lalu digulungnya beberapa kali di atas kepala hingga menyisakan sedikit saja wajahnya yang kental berciri khas Skandinavia. Cukup sulit menemukan gerbong dengan minimal subwayer. 

Di mana-mana tampak penumpang mutualan dengan kostum bunad yang ceria. Ya, ya, tentu saja, sebab ini H-2 menjelang syttende mai, hari Konstitusi yang dirayakan seluruh warga Norge sebagai hari libur nasional.

Mette meraih telepon selularnya, menekan beberapa tombol dengan sigap tanpa perlu menyimak layar.

"Hallo? Mette... darling?" suara di seberang terdengar.

"Hallo, Fru? Ya, ini aku," jawab Mette pelan, kemudian, "Maafkan aku Fru, jangan tunggu aku ya? Sepertinya aku pulang dini hari besok. Tolong jaga Tor untukku, hmm? Takk...mmuah, mmuah, mmuah."

Diselusupkan telepon ke dalam mantel kulit chamois-nya, lalu Mette duduk merapat ke sudut dekat jendela. Pandang matanya kosong menatap segala hal yang ditawarkan di luar jendela. 

Entah mengapa semuanya tampak menyatu dalam warna kelabu. Tak terkecuali Noregg Flagg dan bendera Kongeflaget yang berkibar meriah dalam berbagai ukuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun