Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 47

30 Juli 2025   10:59 Diperbarui: 6 Agustus 2025   16:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Di waktu istirahat siang, Nyi Baskara dan Widuri datang membawa makan siang untuk suaminya yang sedang menggarap kebun. Mendapati sosok anak lelakinya, wanita itu tersenyum lebar.

Widuri yang membantu membawa kantong kulit berisi air minum berlari kecil mendatangi kakaknya, "Kakak kemana tadi malam nggak pulang?"

"Kakak bermalam di rumah teman," Widura menjawab sambil mengusap kepala adiknya.

Widura pun mendatangi ibunya dan mencium tangannya.

"Kamu ini dari Desa Merak langsung ke kebun?" Nyi Baskara bertanya sambil menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Iya Bu."

"Apa kamu nggak lelah habis dari berjalan jauh langsung membantu ayahmu di kebun?"

"Nggak kok, Bu."

"Tahu begitu, Ibu akan bawa bekal lebih banyak."

"Tak perlu, Bu. Aku bawa makanan banyak dari rumah Bondalika. Hehe."

Widura lalu menunjukkan tas anyaman yang di dalamnya berisi bermacam makanan. Ketika Nyi Baskara melihatnya, wajahnya menunjukkan keheranan dan keterkejutan. Setelah mengetahui hal itu, ia pun sependapat dengan ucapan Widura. Makanan sebanyak itu sangat cukup untuk mengganjal perut seharian, bahkan bisa lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun