Mohon tunggu...
Zahra El Fajr
Zahra El Fajr Mohon Tunggu... Penulis - a melancholist

Teacher | Fiksiana Enthusiast | Membaca puisi di Podcast Konstelasi Puisi (https://spoti.fi/2WZw7oQ) | Instagram/Twitter : zahraelfajr | e-mail: zahraelfajr@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepertinya Ada yang Tak Nampak di Jendela

30 Maret 2020   01:21 Diperbarui: 5 April 2020   02:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui sebilah bingkai, hanya menilik kerontang rongga yang kering

adakalanya terkepung gulita serta hampa sepermukaan.

Meski tak nampak, curahan hujan sekali dua kali berdecak

tetapi ruang itu terus kering dan tetap kosong,

Sekian kali, ibu bertanya "Ada apa di jendela?"


Tak ada sesuatu bu,

Sia-sia saja, toh Ibu tak akan bisa melihatnya.

Namaku Pelangi, dan ini kisah yang hendak kamu simak,

Di kota ini, kenangan tak boleh diberi ruang

Sedangkan lahan terhampar disemuti semut-semut kekosongan

Yang manis, yang pahit, bersamaan diwanti-wanti

Untuk sekadar merefleksikan nostalgia saja tak mungkin.

Retak siang membuatku kesulitan,

Memori yang kuingat tentang almarhumah Nenek meledak tiba-tiba,

Boom!

Uh,

aku bisa direhabilitasi kalau ada mata yang menangkap

tapi Langit ulurkan tangannya

ia naungi aku dalam tangan raksasa,

menjadi aku tak nampak di jendela

aku nikmati perihal kebahagian bocah kecil yang naik becak pertama kali dengan neneknya,

dibuatkan kue jahe yang manis,

dongeng sebelum tidur,

atau fotoku yang ia bangga-banggakan kepada tetangga,

tangan kecil menyeka si mata, 

segera Langit menarik uluran

 seraya ia berujar,

"Kelak, Langit perlu sesuatu yang berwarna,

Ketika saat itu datang, itulah waktunya kamu pulang,"

Sebetulnya Pelangi tak sepenuhnya memahami kata-kata Langit,

tapi Pelangi tak merasa takut lagi,

Puisi lainnya :

Potret I 
Potret II 
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun