Mohon tunggu...
Arya Janson
Arya Janson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Cinta Bicara - Part 4

26 April 2017   16:46 Diperbarui: 28 April 2017   00:00 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang Kayla benar-benar yakin bahwa dugaannyabenar. Bahwa Ayahnya Choky jelas terlibat dalam penculikan ini. Sekarangmereka pasti sedang menyusun strategi untuk besok, pikir Kayla.

Terbersit keraguan dalam dirinya, akankah bangRinggo atau siapapun bisa menyelamatkan dia keluar dari sini? Entahlah.

 

***

 

Dalam perjalanan pulang, Ringgo menjelaskansemuanya pada Nina, “Darimana kita mendapatkan uang sebanyak itu, bang?” tanyaNina.

Ringgo terdiam tak menjawab. Sedetik kemudian HpNina berbunyi. Sebuah SMS masuk dari mamanya Kayla.

“Bagaimana menjelaskannya sama tante, ya?” Ninabertanya sendiri sambil membacakan pesan itu agar didengar juga oleh Ringgo.

 “Tak mungkin kita menjelaskannya terusterang, bang. Aku tahu mamanya Kayla. Ia pasti histeris.” Nina melirik Ringgodengan harapan Ringgo menjawab komentarnya.

Ringgo tetap membisu. Ia masih gundah. Nina punmaklum. Suasana begitu hening, sampai akhirnya Ringgo membuka suara,“Sepertinya tidak ada jalan lain, Nin. Kita harus bicara terus terang,” jawabRinggo dengan tatapan kosong ke depan sambil tangannya memegang smartphonenyahendak menelepon calon mertuanya.

Nina mengangguk lemah. Lewat kaca spion, Ninamelihat Choky yang lelap tertidur di jok belakang mobil. Choky sama sekalibelum tahu jika mama angkatnya dalam bahaya. Ia hanya merasakan bahwa malam inimalam yang indah baginya, bisa bermain sampai puas. Dalam tidurnya, ia bermimpisedang berlari mengejar mamanya bermain petak umpet, sementara Tante Nina dan OmRinggo mengejar dari belakang. Tak henti-hentinya ia berlari sambil tertawa.Baginya hidup ini menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun