Mohon tunggu...
Arya Janson
Arya Janson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Cinta Bicara Part 3

13 April 2017   13:19 Diperbarui: 28 April 2017   00:00 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar diambil dari google image

Pagi yang indah. Terdengar kicauan burung gereja bernyanyi merdu mengiringi pancaran sinar matahari pagi yang sejuk. Pancarannya menembus masuk tepat mengenai wajah Kayla dan perlahan membangunkan Kayla yang sempat lelap tertidur. Sinarnya yang menyilaukan mata membuat Kayla kesulitan membuka kelopak matanya. Dengan tangan kanannya ia menutupi kening wajahnya sambil melihat sekitarnya. Tampak didepan Kayla berdiri seorang laki-laki berewok yang sedari tadi menunggu dirinya terbangun. 

“Sudah bangun kau rupanya.” Dengan logat Batak yang kental laki-laki itu menyapa ramah.

Masih dalam kebingungan, Kayla mencoba bangun. “Saya dimana ini? Siapa kau?” Kayla bertanya galak. Sambil memperbaiki duduknya, matanya menatap tajam ke arah laki-laki itu. Ada pancaran amarah dimatanya.

Laki-laki itu tersenyum. Ia membalas tatapan tajam Kayla dengan senyuman. Sambil jongkok, ia berusaha membelai wajah Kayla. Namun usaha itu tidak disambut baik oleh Kayla. Dengan spontan ia menepis tangan laki-laki itu dengan kasar. Dengan sigap pula Kayla menghindar dengan mendorong dirinya ke belakang menggunakan kedua tangannya menjauh dari laki-laki yang tidak dikenalnya itu.

Sadar bahwa usahanya tidak disambut baik, Ia pun bangkit berdiri. Laki-laki yang bertubuh gendut dan tidak terlalu tinggi itu berjalan menjauhi Kayla. Ia merogoh saku bajunya, membuka sebungkus rokok dan mengambilnya sebatang. Kemudian ia berjalan menuju ke sebuah meja yang berada di dekatnya. Laki-laki itu mengambil sebuah Zippo berwarna hijau daun yang terletak di meja itu. Ia menyulut rokok itu dalam-dalam. Matanya menatap Kayla lekat. 

“Kau tahu, aku sudah menantikan saat-saat ini. Bisa bertemu dan bertatap muka dengan seorang wanita lihai macam kau!” Laki-laki itu mulai berbicara. Suaranya mulai terdengar berat dan parau. Ucapan laki-laki itu membuat Kayla semakin bingung.

Mungkin orang ini sudah gila. Wanita lihai? Apa maksudnya?, Kayla bertanya keheranan dalam hati.

“Ha…ha…ha…!!” Laki-laki itu tertawa seolah-olah bisa menjawab pikiran Kayla. “Aku tahu kau pasti kebingungan kan, ha…ha…ha…!!” Ia tertawa lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya.

“Ya, saya memang tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan saya saat ini. Bisa di jelaskan…” Kayla mencoba menjawab dengan ramah, tetapi kini nada suaranya menyimpan ketakutan, ia teringat kejadian semalam.

Laki-laki itu mendekati Kayla, sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, ia mencoba menenangkan Kayla. Tangannya yang kasar akhirnya berhasil membelai wajah Kayla yang lembut. Kayla membiarkan dirinya dibelai laki-laki itu. Ia lalu mendekatkan bibirnya ke arah telinga Kayla sambil berbisik pelan, “ Di mana kau sembunyikan si Ucok, anak kecil itu ?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun