Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Recycling Limbah Lampu LED Capsule" Solusi Mengurangi Jejak Karbon Untuk Lingkungan Hijau.

1 September 2025   00:00 Diperbarui: 31 Agustus 2025   22:17 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah Lampu LED Capsule. (Sumber foto: Jandris_Sky)

Ngomongin soal jejak karbon, banyak yang mikir itu urusan besar seperti pabrik, kendaraan, atau industri raksasa. Padahal, kebiasaan kecil kita sehari-hari juga berkontribusi.

Misalnya, saat kita membuang bohlam lampu LED sembarangan, proses pengelolaan sampah di TPA tetap menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global. 

Belum lagi kalau bahan berbahayanya bocor ke tanah dan mencemari air, bisa merusak rantai ekosistem dalam jangka panjang.

Dengan mendaur ulang, kita ikut menghemat energi, menekan penggunaan bahan baku baru, dan meminimalkan emisi. Jadi, sekecil apa pun langkah kita, tetap punya dampak.

Tantangan Recycling di Indonesia

Sayangnya, fasilitas recycling untuk limbah elektronik termasuk lampu LED masih terbatas di Indonesia. 

Di beberapa kota besar mungkin sudah ada bank sampah atau komunitas hijau yang menerima limbah B3. 

Tapi di daerah, kesadaran masyarakat dan akses fasilitasnya masih minim.

Artinya, perlu banget ada kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. 

Pemerintah bisa menyediakan regulasi dan fasilitas pengumpulan, sementara masyarakat bisa berperan aktif memilah dan mendaur ulang. 

Dan tentu saja, edukasi tentang bahaya limbah lampu dan manfaat recycling harus terus digencarkan.

Menyulap Limbah Jadi Berkah

Pada akhirnya, recycling lampu LED capsule bukan cuma soal mengurangi sampah, tapi juga tentang mengubah pola pikir. 

Dari yang tadinya buang-buang, jadi memanfaatkan. Dari yang awalnya mencemari, jadi bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun