Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mitos atau Fakta: Puasa Bisa Membantu Mengurangi Polusi Udara?

17 Maret 2025   18:42 Diperbarui: 17 Maret 2025   18:42 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selama bulan puasa, aktivitas manusia mengalami perubahan yang cukup signifikan. (sumber foto: Jandris_Sky)

Di Indonesia, pemerintah daerah di beberapa kota besar telah mulai mengkampanyekan penggunaan transportasi umum selama Ramadan untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara. 

Jika tren ini terus berkembang, puasa bisa menjadi momen yang efektif untuk mendorong perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Mitos atau Fakta?

Berdasarkan berbagai data yang ada, dapat disimpulkan bahwa puasa memang bisa memberikan dampak positif terhadap penurunan polusi udara, tetapi dalam skala yang relatif terbatas dan bergantung pada faktor-faktor lain, seperti pola mobilitas masyarakat dan kebijakan lingkungan.

Di satu sisi, berkurangnya aktivitas di siang hari dan pengurangan jam kerja dapat menekan emisi gas buang kendaraan. 

Namun, di sisi lain, lonjakan mobilitas di malam hari dan peningkatan konsumsi energi dapat mengimbangi efek positif tersebut. 

Selain itu, tanpa adanya kebijakan yang mendukung, dampak jangka panjang dari perubahan kebiasaan selama Ramadan mungkin tidak akan signifikan dalam mengatasi masalah polusi udara secara keseluruhan.

Jadi, apakah puasa dapat membantu mengurangi polusi udara? 

Jawabannya adalah fakta, tetapi dengan catatan bahwa dampaknya bervariasi tergantung pada pola konsumsi dan kebijakan yang diterapkan. 

Jika masyarakat dapat mengadopsi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memanfaatkan transportasi umum, dan menghemat energi, maka Ramadan bisa menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas udara di kota-kota besar. 

Jika perilaku konsumsi energi dan mobilitas tidak berubah secara signifikan, dampaknya terhadap polusi udara mungkin hanya bersifat sementara.

Sebagai individu, kita bisa memanfaatkan momen puasa untuk menerapkan kebiasaan yang lebih berkelanjutan, seperti berbuka dengan makanan yang lebih sederhana, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan. 

Dengan demikian, puasa bukan hanya menjadi ajang meningkatkan spiritualitas, tetapi juga dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi polusi udara dan menjaga lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun