Mohon tunggu...
Jaid Brennan
Jaid Brennan Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulang - Pelangi Pucat Pasi Bagian (13)

18 Januari 2017   08:43 Diperbarui: 18 Januari 2017   08:58 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bu, cepat atau lambat bapak pasti juga akan tahu ini hanya masalah waktu”.

“Syan kesehatanBapak belum pulih benar.

“Aku tahu itubu”

“Lalu kenapa kaubicarakan itu“.

“ maafkan sayabapak yang memaksa Saya hanya bicara jujur . perempuan itu hanya diam sebelum  meninggalkan aku yang masih bingung sendiri. Oh .Tuhan . bagaimana memberi pengertian mereka agar aku diizinkan untuk pulang . malam telah larut aku masih duduk diam di teras . danaku baru menyadari sepenuhnya akibat apa yang aku katakan pada Bapak angkatku.dapat aku lihat dari teras mereka belum tidur . dari teras dapat kulihat lampu di kamar Bapak masih menyala dan kulihat Ibu dan dokter Arian masih mondar-mandir keluar masuk kamar Bapak , tanpa mempedulikan aku yangmasih ada di luar.Aku sendiri tidak mengerti

apa sesungguhnya yang mereka inginkan dariku.kalau mereka tidak butuhaku tapi kenapa mereka menahanku untuk pulang. Tapi kalau mereka sayang kenapaBapak angkat ­­kuterus-terusan menekanku.Aku benar-benar tidak mengerti .mungkin jawabannya mereka membutuhkan aku hanya sebagai pelampiasan emosi. agarBapak bisa mengeluarkan semua yang mengganggu pikirannya padaku.  Oh,Tuhan haruskah ku korbankan diriku untukmereka , haruskah aku tetap di sini.


Aku memasukiRuang kelasku dengan hati berdebar. Berdebar karena aku akan mengatakan sesuatuyang mungkin tidak terpikirkan oleh mereka.mungkin apa yang akan ku ucapkanmelukai beberapa teman-temanku yang mengharapkan aku tetap bersama mereka.Berat memang tapi aku harus katakan ini pada mereka.mungkin sebagian merekatidak akan percaya. Aku yang ceria aku yang seperti tanpa beban. Sesungguhnyamenyimpan beban yang berat, dan saat inilah waktuku untuk mengatakan padamereka. Bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bersama mereka.aku mengikuti langkah Pak Sophyan guru matematikaku yang mendampingiku untuk mengucap satukata yang sangat aku takutkan didepan teman-temanku selamat tinggal.satutahun aku dan teman-teman telah melewati banyak hal. Tawa tangis senang susahdan inilah saatnya. Inilah waktu yang tepat untuk berpisah. Kutegarkan diriku.Kupastikan langkahku memasuki ruang kelas itu. Beberapa teman-temanku kagetketika aku datang bersama Pak Sophyan guru matematika. 

“ Anak-anak”ucap Pak Sophyan  seisi kelas itu terdiammenunggu apa yang akan diucapkan Pak Sophyan.

“ Syan temankita hari ini hari terakhir dia bersama kalian. Banyak hal yang tidak bisa kamijelaskan kenapa Syan memutuskan untuk pindah sekolah biar Syan sendiri yangmenjelaskannya pada kalian.” Pak Sophyan duduk sebelum mempersilakanku.

Aku majuselangkah di depan Pak Sophyan.kuedarkan pandanganku pada seluruh penjuru kelas. dari bagian depan sampai belakang di bagian kanan bangku tengah , ada Rizky,Nanda Kevin dan Oda . teman-teman terbaikku, mereka menatapku , aku tidak tahuapa yang ada di hati mereka . mungkin marah kesel karena aku sudah meninggalkanmereka, meninggalkan band jingga yang baru saja kami bentuk.

“ Teman-temantak banyak apa yang ingin aku katakan pada kalian . setahun kita bersama tlahbanyak yang aku lewati bersama kalian, aku akan mengingat kalian. Aku akanmerindukan kelas ini. Mungkin selama setahun telah banyak yang telah akulakukan bersama kalian . mungkin aku telah membuat kesalahan-kesalahan yangdisengaja ataupun tidak. Aku minta maaf. “ satu-persatu teman. Temanmenyalamiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun