Hati ini keras membatu
Debu ingkar dan kerak dosa
Mengotori nurani yang harus bening
Agar, nur-Mu, menjadi api yang selalu nyalaÂ
Bara yang selalu membakar menerangi setiap relung-relung kesadaran menuhankan Engkau..
Mengejawantah telitinya diri menghisab...
Menghitung lebih dini...
Sebelum....
Engkau menghitungnya di yaumil akhir di padang masyhar yang masyhur...
Aku adalah batu hitam dan berkerak lumut, alpa, dosa, ingkar dan mempersekutukan Engkau...
Aku selalu rajin mencari pembanding
Aku terlalu naif mencari tuhan selain Engkau...
Selalu menghitung keburukan orang lain
Selalu menghitung semua amalan bak pedagang culas yang menangguk untung
Tanpa pernah sadar!
Diri ini ada batas waktu mengedar
Diri lebih membutuhkan hitungan yang lebih rumit agar terselamat kelak di hari berbangkit.
Rabb, kasih cinta-Mu, agar aku pandai menghitung catatan diri...
Sebenarnya aku itu mencintai-Mu atau malah menghianati-Mu!
( waktu terus berdetik menuju akhir yang sejatinya awal )
Please, wake up!