Masyarakat Chinese Singaraja mohon berkah di Linggih Ratu Kang Cing Wie,Kintamani
Denpasar ,( Selasa,12/07/2016 )
Cantik dan pasti cantik sekali sehingga membuat sang Raja Sri Jayapangus terpesona , jatuh cinta dan bertekuk lutut dihadapannya.
Itulah Puteri Kang Cing Wie asal China yang dijadikan permaisuri oleh Raja Sri Jayapangus yang berkuasa di Bali dari th 1181 - th 1269.
Ada beberapa sumber tulisan tentang asal usul Puteri Kang Cing Wie yang cantik jelita. Dari namanya jelas bermarga Kang dan pasti dari China , bukan berasal dari daratan Eropa atawa Afrika. Menurut buku Tokoh Tokoh Etnis Tionghoa yang ditulis Sam Setyautama ( 2008 ), bahwa saat Laksamana Zheng Ho ( th 1371- 1435 ) atau Sam Po Tay Jin melakukan pelayaran ekspidisi ke Selatan dan mendarat di Bali, seorang kokinya yang bermarga Kang berpacaran dengan seorang penari Bali. Chief cook Kang rupanya jatuh cinta dengan sang penari dan memberikan beberapa pakaian, sepatu,cangklong ,golok untuk masak , kacang,buah leci dan bawang merah sebagai mas kawin untuk menikahi wanita Bali tsb. Akhirnya lahirlah seorang puteri yang diberi nama Kang Kim Hwa atau Bunga Emas yang cantik jelita.
Sam Setyautama ( alm ) mengutip cerita romantis itu dari Zhou Nanjing hal 244. Kalau dihubungkan dengan situasi saat ini dimana rakyat Kintamani yang tinggal didaerah pegunungan umumnya hidup dari bercocok tanam Jeruk ,leci dan bawang merah kelihatan ada kaitannya atau nyambung karena bibit tanaman tsb berasal dari China. Hanya sayang sekali kalau melihat dari era waktu atau timeline nya, antara era Raja Sri Jayapangus yang memerintah Bali pra Hindu Majapahit ada jedah waktu ratusan tahun dengan kedatangan Sam Po Kong ke Bali -Indonesia. ( 1269 dan 1371 ). Jadi dilihat dari era yang berbeda , ayahnya Puteri Kang Cing Wie memang marga Kang tapi jelas bukan kokinya Sam Po Kong.
Menurut I Gusti Made Tentram, mantan Ketua Umum Asosiasi Guide Indonesia , Anak Agung atau bangsawan asal desa Adat Belayu,Tabanan yang merupakan keturunan Arya Sentong,seorang dari 7 ( tujuh ) Panglima yang dibawa oleh Mahapatih Gajahmada ke Bali. Menurut Jade, panggilan akrab I Gusti Made Tentram, Puteri Kang Cing Wie adalah adalah puteri Saudagar Kang yang beragama Budha dan berniaga dengan Raja Bali yang beragama Hindu.
Pada saat Raja Sri Jayapangus memutuskan mau menikah secara resmi dengan Puteri Kang Cing Wie,para Patih atau penasehat kerajaan keberatan atau mengadakan petisi. Alasannya kenapa Sang Raja Bali yang beragama Hindu mau menikah sama Puteri saudagar Kang yang berasal dari China dan beragama Budha. Bukankah masih banyak puteri puteri bangsawan Bali yang cantik dan tentu saja bersedia menjadi permaisurinya. Perkawinan beda suku dan agama akan mengundang angkara murka para dewa, mungkin itu alasan penasehat Raja yang memang rasis dan marah atas keputusan rajanya.
Nah, namanya juga sudah jatuh cinta, apalagi seorang Raja yang berkuasa, nasehat apapun tidak ada gunanya. Upacara pesta Perkawinan pun tetap berlangsung meriah dengan dihadiri oleh para pemuka agama Hindu dan Budha. Semua rakyat Bali berpesta pora dan pasti tidak ketinggalan minuman Brem dan Babi gulingnya. Saudagar Kang memberikan uang coin ( Pis Bolong ) dari China kepada Raja Sri Jayapangus dengan permintaan supaya sang Raja memerintahkan kepada rakyatnya untuk memakai uang coin itu dalam upacara upacara agama Hindu sebagai peringatan akan pesta Perkawinan Puteri Kang Cing Wie, anaknya. Dan pemakaian uang coin di upacara agama Hindu berlangsung sampai hari ini ( 2016 ) dan anehnya tidak ada habis2nya padahal di China sendiri sudah tidak diterbitkan uang coin yang berasal dari Dinasti Tang ( th 618 - 906 ) . Puteri Kang Cing Wie yang cantik jelita dan ramah sangat dicintai rakyatnya dan Raja Sri Jayapangus menjadikannya permaisuri dengan gelar Paduka Sri Mahadewi Cacangkaya China.
Asal usul Desa Ping An atau Pinggan.
Konon salah satu Patih yang menentang pernikahan Raja dan Puteri Kang Cing Wie, langsung mengundurkan diri dan bertapa disuatu tempat dan memohon kepada para Betara untuk menghukum Rajanya yang telah menikah dengan puteri saudagar dari China yang beragama Budha..