Mohon tunggu...
Izadatul Maulidiyah
Izadatul Maulidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketika Emosi Mengalahkan Otak dan Logika

9 Mei 2021   21:04 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:08 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena otak memiliki fungsi besar dalam pusat ingatan manusia. Pada struktur otak manusia ada bagian paling menarik, baik itu bentuk ataupun fungsinya. 

Bagian tersebut memiliki kaitan secara langsung dengan emosi, Amygdala merupakan sebutan dari bagian otak yang berfungsi sebagai pusat emosi manusia. Dikatakan menarik karena bentuknya yang seperti kacang almond. Pada otak manusia cenderung mempunyai dua amydala yang besar daripada mahluk lainnya.

Seperti yang orang awam tau ketika kita memiliki rasa takut, rasa takut tersebut merupakan emosi yang paling penting. Dari rasa takut nantinya akan membuat kita dapat memberikan respon pada situasi yang memiliki potensi akan melukai diri sendiri serta dampak negatif lainnya. 

Respon yang kita berikan secara spontan tersebut dihasilkan dari si amygdala tadi, pada awalnya amygdala akan mengirimkan rangsangan sinyal kepada hipotalamus, kemudian ia akan memberikan respon "harus melawan atau lari saja". 

Dari sanalah ketika kita sedang menghadapi sebuah bahaya, kita akan berpikir lawan atau lari untuk menghadapinya.

Alur serta jalan cerita tersebut juga sama prosesnya ketika kita sedang dalam keadaan marah. Akan tetapi tidak hanya amygdala saja yang terlibat, bagian otak seperti korteks prefrontal akan terlibat dalam situasi ini. 


Hal tersebut yang menyebabkan kita ketika marah tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk saat mengambil keputusan, kita terlalu terbawa pada emosi kita sendiri. 

Tidak hanya itu, ketika ada orang yang mengalami kerusakan pada korteks prefrontalnya maka ia akan kesulitan dalam mengendalikan emosinya saat marah.

Apapun yang kita tolak pasti akan tetap ada, walau bagaimanapun cara kita menolak. Kita pasti selalu ingin menghindari yang namanya penderitaan, termasuk cara kita menghindari emosi negatif yang bisa menyebabkan sebuah penderitaan. 

Mungkin masing-masing orang dapat menolak emosi negatifnya untuk sesaat, tetapi hal yang kita lakukan tersebut akan membuat kita merasa tidak nyaman karena itu sudah menjadi respon alami yang kita keluarkan. 

Kita dituntut untuk bisa mengandalikan emosi dalam situasi apapun, karena pada dasarnya manusia menjadi tua itu pasti tetapi menjadi dewasa itu sebuah pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun