Program ini berhasil menjangkau lebih dari 100 penerima manfaat langsung, mulai dari ibu-ibu PKK, siswa SMK, hingga mahasiswa kedua negara. Para peserta tidak hanya memperoleh keahlian teknis dan pengalaman lintas budaya, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mengembangkan solusi lokal berbasis teknologi dan riset. "Program ini bukan sekadar pertukaran mahasiswa, tapi pertukaran nilai, ide, dan aksi nyata yang melibatkan perempuan sebagai pelopor perubahan," ujar Prof Indrarini.
Kolaborasi ini akan terus berlanjut hingga 2026 sesuai roadmap pengabdian masyarakat yang telah disusun. Fokus berikutnya adalah memperluas jangkauan CSR berbasis teknologi dan memperkuat dampak keberlanjutan komunitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI