Buah keben (Barringtonia asiatica) yang memiliki bentuk unik menyerupai kubah dengan sudut melengkung, menjadi inspirasi penting dalam pembuatan candi-candi klasik di Indonesia. Bentuk buah ini memberikan kesan estetis yang harmonis dan sering dijadikan contoh dalam desain atap candi, terutama pada puncak bangunan yang dikenal dengan istilah "ratna" atau kemuncak candi.
Salah satu contoh nyata adalah Candi Arjuna di Dieng, Jawa Tengah, yang puncaknya berbentuk seperti buah keben. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi dan merupakan salah satu peninggalan Hindu tertua di Jawa. Puncak candi yang menyerupai buah keben menunjukkan pengaruh gaya arsitektur India Selatan (Dravida) yang diadaptasi dengan kearifan lokal.
Selain Candi Arjuna, Candi Badut di Malang juga menunjukkan kemuncak berbentuk buah keben, menandakan gaya Klasik Tua dalam arsitekturnya. Meskipun atap Candi Badut sudah runtuh, sisa kemuncak berbentuk buah keben menjadi petunjuk penting tentang desain asli candi tersebut.
Penggunaan bentuk buah keben sebagai inspirasi arsitektur candi tidak hanya memperlihatkan keindahan artistik tetapi juga mencerminkan filosofi dan nilai budaya yang mendalam dalam pembangunan candi Hindu-Buddha di Nusantara. Bentuk ini menjadi simbol kesucian dan keabadian yang melekat pada bangunan suci tersebut.
Dengan demikian, buah keben tidak hanya dikenal sebagai buah khas Indonesia yang tumbuh di pinggir pantai, tetapi juga sebagai ikon budaya yang menginspirasi keindahan dan keunikan arsitektur candi-candi bersejarah di Tanah Air
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI