Mohon tunggu...
Irwan Siswanto
Irwan Siswanto Mohon Tunggu... Jurnalis

Saya suka menulis. Menulis untuk menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Amar maruf nahi munkar.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Audit BPK Bukti Sah, MK Harus Hati-hati Krisis Kepercayaan dan Ekonomi

16 Juli 2025   10:59 Diperbarui: 16 Juli 2025   13:34 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari AI (pribadi) 

Andri Tedjadharma mengingatkan, karena semua bank berjalan dengan satu bahan bakar: kepercayaan, maka kalau kepercayaan itu ambruk, tidak ada cadangan devisa yang cukup kuat untuk menahan. Tidak ada bailout yang cukup besar untuk menyelamatkan.

Kalkulasi kasarnya ribuan triliun uang bank dan investor bisa ditarik dari instrumen SBN dan pasar uang bank sentral. Bukan karena rugi. Tapi karena takut. Dan ketakutan itu lahir dari fakta: bahwa ada transaksi mencurigakan dalam sistem bank sentral sendiri---dan ketika dibongkar oleh BPK, didukung saksi fakta, tetap diabaikan.

Audit BPK Sah tapi Diabaikan 

Audit BP itu bukti sah dari BPPN. PN Jaksel mengakuinya. Gugatan BPPN ditolak. Begitu juga di Pengadilan Tinggi DKI. Tapi semua itu, oleh pemerintah, dianggap tidak ada.

Saksi fakta, Audia, mengatakan: "Saya lihat langsung dokumen transaksi antarbank semalam. Lalu Lintas Giro. Semua lengkap. Saya bagian dari yang mengarsipkan." Itu kesaksian langsung. Di bawah sumpah. Kalau bukan negara yang salah, lalu siapa?

Maruarar memperjelas: "BPK itu bukti otentik. Ini ada pencurian dan korupsi, kalau itu dilakukan pejabat," tegasnya. 

Maruarar mengajak kita bersikap; apakah ingn memberantas atau mendukung korupsi? Dia pun menyiratkan majelis hakim untuk bisa mengabulkan permohonan uji materi karena ada pelanggaran Hak Asasi Manusia. 

Menurut Andri, kalau satu-dua bank cabut uang dari BI, masih bisa ditambal. Tapi kalau kepercayaan sudah hilang?

"Surat berharga kita ditolak. L/C tidak dipercaya. Barang impor mandek. Likuiditas seret. Masyarakat panik.

Rush. Uang ditarik massal. Bank-bank tumbang. Dan krisis pun resmi dimulai," jelasnya seraya berharap semua itu tidak  terjadi. Ia hanya menyampaikan kebenaran. Dan, kebenaran ini berdasarkan bukti sahih. 

MK harus berhati-hati. MK bisa menghentikan hal itu. Menghentikan ketidakadilan. Andri Tedjadharma bagian dari negara. Kalau negara kalah, maka dia juga kalah. "Sejak di PN Jaksel, saya tidak mau lihat audit BPK ini. Saya juga tidak mencari kesalahan dan menyalahkan siapapun. Semua bisa diselesaikan dengan musyawarah," ujarnya sejak awal kasusnya terangkat ke permukaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun