Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bawang Prei di Kebun Lea

20 September 2022   22:29 Diperbarui: 20 September 2022   22:53 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesungguhnya Yakub adalah matahari. Seperti anak dewa,  tangannya bagai sihir yang menarik perhatian kambing-domba, kepadanya. Apa yang disentuhnya, berhasil. 

Dan ia tak bisa menyangkal cinta yang tumbuh makin kuat tiap hari. Kadang-kadang ia merasa tak bisa menahan diri, ingin berlari ke arah Yakub, memeluknya kuat, dan berteriak, bahwa ia mencintainya. Ia ingin Yakub tahu perasaannya. Sekeras perasaan itu tumbuh, sekeras itu pula ia menguras tenaganya habis sepanjang hari, sehingga cepat terlelap di peraduan, mengalihkan kesedihannya. Ia tak mau berjodoh dengan Esau. Tidur, adalah satu-satunya waktu matanya tak melihat Yakub.    

Kenyataannya, Yakub nyaris tak pernah melihatnya. Boro-boro memperhatikan. Ia terlalu sibuk dengan Rahel.       

"Kau sakitkah, anakku?" tanya ayahnya ketika mendapatinya melamun, berbaring di antara rumput hijau yang padat di balik bukit.

"Tidak, Ayah. Aku hanya sakit bulanan," jawabnya sambil cepat-cepat bangkit, berlari meninggalkan ayahnya, khawatir matanya yang berair terlihat. 

Tetapi ia merasa ayahnya tahu perasaannya kepada Yakub.  

Lalu peristiwa Yakub melamar Rahel. Mendengar itu ia merasa seperti belati ditikamkan berkali-kali, persis ke ulu hatinya. 

Ayahnya menyetujui pernikahan itu dengan syarat. Yakub harus bekerja selama tujuh tahun di ladang mereka. Hm, ayahnya tahu tangan Yakub yang membuat keluarga mereka bertambah kaya akibat cepatnya para betina melahirkan bayi-bayi sehat di kandang mereka. 

Dan, seminggu sebelum hari perjamuan itu tiba, ayahnya membisikkan sebuah rencana. 

"Tidak, Ayah. Yakub akan membenciku selamanya!" pekiknya.

"Lea anakku sayang, percayalah kepada ayahmu ini. Kau mencintai Yakub, jangan sangkal perasaanmu itu, Nak. Pada malam pengantin adikmu nanti, kaulah yang akan masuk ke kemah Yakub. Ayah pastikan itu terjadi. Lagipula itu tradisi kita juga. Seorang adik tak boleh menikah sebelum kakaknya, kau tahu itu, bukan? Ini kesempatanmu, anakku. Berikanlah cintamu seluruhnya kepada Yakub pada malam pengantin itu. Cinta akan tumbuh sebelum kau menyadarinya," kata ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun