Guru memberikan edukasi dan wawasan tentang zat aditif pada makanan, bahaya zat aditif yang ada pada jajanan, dan dampaknya bagi kesehatan di masa depan.Â
Setelah mendapatkan wawasan tentang bahaya jajan sembarangan. Maka, murid akan tersadar dan merasa bahwa apa yang ia lakukan selama ini, ternyata salah dan sangat berbahaya.
Dengan demikian aspek intelligible yang ada dalam diri murid telah berubah. Dari asalnya mereka tidak mengetahui, menjadi tahu dan paham akan bahaya dari zat aditif yang ada pada makanan yang sering mereka konsumsi.
2. Tugas guru adalah menyamarkan watak buruk, dan menebalkan watak baik yang ada pada aspek biologis
Seperti telah dipaparkan di atas, bahwa menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti dibagi ke dalam dua bagian, yakni: aspek biologis dan intelligible.Â
Sekarang akan kita bahas mengenai aspek biologis dari budi pekerti, meliputi semua perasaan yang ada pada diri manusia, seperti: senang, bahagia, percaya diri, semangat, kecewa, sedih, malu, takut, dan lain-lain. Semua perasaan tersebut bersifat menetap dalam diri seseorang, dari mulai lahir hingga dewasa, tidak akan berubah dengan pengaruh apapun.
Tugas guru dalam hal ini adalah menebalkan perasaan-perasaan yang baik seperti semangat, percaya diri, berani, gembira, dan lain-lain yang ada dalam diri murid. Dengan begitu, secara otomatis perasaan-perasaan negatif seperti: takut, malu, kecewa, sedih, apatis, dan lain-lain akan tersamarkan.
Misalnya, saat seorang murid merasa takut dan malu untuk tampil di depan kelas. Maka, guru harus bertindak memberikan tuntunan dan pendidikan. Jangan dibiarkan saja, ya. Caranya?Â
Berikan wawasan dan pengetahuan kepada mereka, terkait manfaat bisa berbicara di depan kelas, bagaimana cara dan tips menguasai audiens, kalimat apa saja yang harus diucapkan, dan lain-lain.Â
Setelah murid mendapatkan pengetahuan tentang berbicara di depan kelas. Maka, rasa semangat, berani, dan percaya diri yang ada dalam diri mereka akan menebal, mengalahkan rasa malu, takut, dan minder.Â
3. Evaluasi dan latih bagaimana murid bertindak dalam mengimplementasikan budi pekerti
Tahap ini merupakan fase yang paling penting, bagaimana murid bisa memiliki kehendak dan mau bertindak untuk menampilkan budi pekerti mereka. Jangan sampai, setelah melalui tahap memperoleh wawasan dan pengetahuan. Lalu, mulai sadar dan perasaan positifnya menebal. Ternyata tidak berubah menjadi aksi.
Oleh karena itu, peran guru dalam melatih aksi dari budi pekerti tersebut, serta tidak bosan-bosan memberikan evaluasi sangat penting dan krusial. Karena, apa yang sudah dimulai dengan susah payah. Harus dirawat dan diperhatikan prosesnya, agar hasil yang baik akan datang sesuai harapan.