Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Tugas Guru Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti Murid

16 Desember 2022   08:30 Diperbarui: 18 Desember 2022   13:18 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi Pekerti Murid (Pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

"Apakah saya sudah mendidik, melatih, dan menumbuhkan kecerdasan budi pekerti murid?" Bila jawabannya belum, sebagai pendidik kita harus introspeksi diri dan melakukan evaluasi. Jangan-jangan selama ini, kita baru sampai pada tahap mengajar saja di kelas. Hanya menyampaikan materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum, memberikan test, dan mengelola hasil tes. 

Kita terlupa bahwa murid yang kita didik itu terdiri dari jasmani dan rohani. Ada tiga aspek kecerdasan yang harus diasah dan diberikan sentuhan, meliputi daya pikir (kognitif), olah rasa (Apektif), dan olahraga (psikomotor). Agar menjadi manusia yang selamat dan bahagia di masa depan. Maka, kita harus memperhatikan ketiga aspek tersebut.

Hal kedua yang harus kita refleksikan, tanya pada diri kita sendiri adalah, "Apa yang harus saya lakukan untuk mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti murid?" 

Dengan pertanyaan ini, kita sebagai guru sudah mulai berfikir untuk mencari cara, teknik, metode, dan strategi terbaik dalam menyentuh ketiga aspek dalam diri murid.

Setelah menemukan cara dan strategi terbaik, pendidik akan mewujudkan kehendak tersebut dalam tindakan atau karsa. Saat memberikan pelajaran berupa wawasan dan ilmu pengetahuan. Guru akan memberikan nasihat, kisah inspiratif, menegur murid yang berusah mencontek hasil kerja temannya, dan lain-lain.

Cara menumbuhkan budi pekerti murid secara seimbang

Sebenarnya, setiap pendidik memiliki cara-cara tersendiri dalam menanamkan budi pekerti pada murid. Tentu saja disesuaikan dengan latar belakang sosial budaya dari mana murid berasal, selaras dengan keberagaman yang ada pada masing-masing daerah. Jadi, bisa saja strategi yang saya akan bahas di sini, bisa cocok atau tidak cocok dengan hal tersebut.

1. Berikan wawasan dan pengetahuan tentang apa saja yang termasuk nilai-nilai budi pekerti

Bisa dengan cara apa saja, dongeng, menggambar ilustrasi, pantun, puisi, kisah nabi dan rosul, dan lain-lain. Upaya menumbuhkan budi pekerti dalam diri murid, bisa dimulai dari hal atau kebiasaan yang bersifat sederhana, tapi penting. Misalnya, mengucapkan tiga kata ajaib, maaf, terima kasih, dan tolong.

Sebelum murid bisa mengaplikasikan ketiga kata ajaib tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Maka, sebagai guru kita harus membekali mereka dengan wawasan dan pengetahuan tentang tiga kata ajaib, alasan mengapa kata tersebut harus diucapkan, dan apa manfaatnya bagi mereka. 

Dalam menyampaikan materi tentang tiga kata ajaib ini. Beragam cara dan strategi dapat kita terapkan, dari mulai menonton tayangan video tentang film inspiratif, kisah yang disampaikan oleh pendidik, gambar ilustrasi, bernyanyi, dan lain-lain.

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti terbagi ke dalam dua bagian, aspek biologis dan intelligible. Dalam uraian ini saya akan membahas terlebih dahulu terkait intelligible atau kecakapan, keterampilan berfikir,  dan kemampuan menyerap pengetahuan. Dapat berubah karena pengaruh keadaan dan lingkungan, termasuk pendidikan.

Sebagai contoh, murid memiliki kebiasaan yang buruk dalam hal mengkonsumsi makanan, seperti jajan sembarangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun