"Apakah saya sudah mendidik, melatih, dan menumbuhkan kecerdasan budi pekerti murid?" Bila jawabannya belum, sebagai pendidik kita harus introspeksi diri dan melakukan evaluasi. Jangan-jangan selama ini, kita baru sampai pada tahap mengajar saja di kelas. Hanya menyampaikan materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum, memberikan test, dan mengelola hasil tes.Â
Kita terlupa bahwa murid yang kita didik itu terdiri dari jasmani dan rohani. Ada tiga aspek kecerdasan yang harus diasah dan diberikan sentuhan, meliputi daya pikir (kognitif), olah rasa (Apektif), dan olahraga (psikomotor). Agar menjadi manusia yang selamat dan bahagia di masa depan. Maka, kita harus memperhatikan ketiga aspek tersebut.
Hal kedua yang harus kita refleksikan, tanya pada diri kita sendiri adalah, "Apa yang harus saya lakukan untuk mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti murid?"Â
Dengan pertanyaan ini, kita sebagai guru sudah mulai berfikir untuk mencari cara, teknik, metode, dan strategi terbaik dalam menyentuh ketiga aspek dalam diri murid.
Setelah menemukan cara dan strategi terbaik, pendidik akan mewujudkan kehendak tersebut dalam tindakan atau karsa. Saat memberikan pelajaran berupa wawasan dan ilmu pengetahuan. Guru akan memberikan nasihat, kisah inspiratif, menegur murid yang berusah mencontek hasil kerja temannya, dan lain-lain.
Cara menumbuhkan budi pekerti murid secara seimbang
Sebenarnya, setiap pendidik memiliki cara-cara tersendiri dalam menanamkan budi pekerti pada murid. Tentu saja disesuaikan dengan latar belakang sosial budaya dari mana murid berasal, selaras dengan keberagaman yang ada pada masing-masing daerah. Jadi, bisa saja strategi yang saya akan bahas di sini, bisa cocok atau tidak cocok dengan hal tersebut.
1. Berikan wawasan dan pengetahuan tentang apa saja yang termasuk nilai-nilai budi pekerti
Bisa dengan cara apa saja, dongeng, menggambar ilustrasi, pantun, puisi, kisah nabi dan rosul, dan lain-lain. Upaya menumbuhkan budi pekerti dalam diri murid, bisa dimulai dari hal atau kebiasaan yang bersifat sederhana, tapi penting. Misalnya, mengucapkan tiga kata ajaib, maaf, terima kasih, dan tolong.
Sebelum murid bisa mengaplikasikan ketiga kata ajaib tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Maka, sebagai guru kita harus membekali mereka dengan wawasan dan pengetahuan tentang tiga kata ajaib, alasan mengapa kata tersebut harus diucapkan, dan apa manfaatnya bagi mereka.Â
Dalam menyampaikan materi tentang tiga kata ajaib ini. Beragam cara dan strategi dapat kita terapkan, dari mulai menonton tayangan video tentang film inspiratif, kisah yang disampaikan oleh pendidik, gambar ilustrasi, bernyanyi, dan lain-lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti terbagi ke dalam dua bagian, aspek biologis dan intelligible. Dalam uraian ini saya akan membahas terlebih dahulu terkait intelligible atau kecakapan, keterampilan berfikir, Â dan kemampuan menyerap pengetahuan. Dapat berubah karena pengaruh keadaan dan lingkungan, termasuk pendidikan.
Sebagai contoh, murid memiliki kebiasaan yang buruk dalam hal mengkonsumsi makanan, seperti jajan sembarangan.Â