Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Trik Mengajarkan Kecerdikan, Kecerdasan, dan Kebijaksanaan pada Anak

14 September 2022   20:07 Diperbarui: 14 September 2022   20:11 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang belajar |Pexels.com/Eric Cheng

"Bekal terpenting yang harus kita berikan kepada anak-anak sebagai generasi yang akan melanjutkan pewarisan keturunan, bukanlah harta benda berlimpah, dan tahta yang kita perjuangkan dengan susah payah. Tapi, sikap dan perilaku yang baik dalam menjalani kehidupan". 

Kelak di masa kita tua nanti, jangan sampai menyesal kemudian. Lantaran sebagai orang tua, kita gagal dalam mengajarkan tiga sikap yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan seorang manusia. Anak-anak adalah peniru yang ulung, ia akan menyerap semua perilaku orang di sekelilingnya dengan cepat seperti spons.

Jika, kita memperlakukan anak-anak layaknya kita sebagai orang dewasa ingin diperlakukan. Umpama, saat anak berbuat kesalahan secara tidak sengaja, misal : menumpahkan air di gelas, menjatuhkan makanan, mengotori lantai, dan lain-lain. Kita bersikap tenang dalam merespon peristiwa yang sebenarnya akan membuat kita capek. Karena, harus bekerja ekstra untuk membersihkannya.

Sikap kita yang bijaksana, dengan mengatakan :

"Tidak apa-apa, kamu tenang saja! Ini bukan masalah besar kok, nanti kita bersihkan bersama-sama, ya."

Maka, hal itu akan diserap oleh jiwa, pikiran, dan memori anak kita. Hingga, suatu saat ketika tanpa sengaja kita sebagai orang tua juga melakukan kesalahan, umpama : menjatuhkan gelas atau makanan. Anak kita yang masih balita akan berkata, 

"Tidak apa-apa, Mama tenang saja! Ini bukan masalah besar kok, nanti adik bantu bersihkan, ya."

Betapa enak dan nyamannya perasaan kita, bila dalam kondisi genting. Anak kita yang notabene masih berusia sangat muda, telah mampu bersikap sebijak itu. Hal itu, bukan karena memang dia memiliki sikap baik tersebut sebagai bawaan. Tidak, sama sekali. Sikap itu didapatkan oleh anak sebagai peniruan atas sikap orang yang ada di sekelilingnya.

Jadi, jangan heran saat ada anak kecil yang berkata kasar, suka marah-marah, membentak-bentak, dan lain-lain. Itu semua bukanlah sifatnya dia, melainkan sifat dan sikap yang ia adopsi dan tiru dari orang-orang di sekelilingnya. Dalam hal ini, ibu dan ayah sebagai orang dewasa yang berinteraksi dengannya secara intens.

Tiga kompetensi sikap yang harus diajarkan kepada anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun