Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi dan Seni dalam Bermain Sepak Bola

18 Januari 2022   21:53 Diperbarui: 19 Januari 2022   02:32 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana 'naturalisasi' rekomendasi Shin Tae-yong


Semua masyarakat penggemar sepak bola sudah mengetahui, bagaimana polemik yang terjadi antara pelatih timnas Shin Tae-yong dan  exco PSSI Haruna Soemitro terkait naturalisasi.


Saya sebagai emak-emak yang awam sekali tentang sepak bola. Merasa 'gatal' ingin menulis tentang hal ini. Padahal, sebenarnya saya tidak begitu mengerti tentang sepak bola. Hanya tahu 'gol' saja.


Namun, saya yakin bahwa inti dari bermain sepak bola. Dari masa ke masa, di belahan negara mana pun. Gol adalah tujuan akhir. Sedangkan mengocek bola, menggiring bola, dan lari ke sana ke mari mengejar bola adalah seni dalam proses terciptanya gol tersebut.


Alasan rekomendasi Shin Tae-yong


Shin Tae-yong merekomendasikan empat pemain yang akan dinaturalisasi. Ada dua alasan mengapa pelatih timnas asal Korea Selatan ini menginginkan naturalisasi bagi anak didiknya.


Pertama, mereka adalah para pemain muda dengan usia produktif. Keadaan fisik dan penampilan mereka di lapangan sangat hebat dan patut mendapat apresiasi dari para penonton. Dengan fisik yang muda, kuat, dan tangguh. Shin Tae-yong menaruh harapan besar empat pemain ini akan menjadi kekuatan tambahan bagi squad sepak bola Indonesia. Mereka akan menjadi 'booster' yang membangkitkan semangat rekan-rekannya di lapangan nanti.


Kedua, empat pemain rekomendasi dari Shin Tae-yong adalah pesepakbola yang memiliki darah Indonesia, baik dari ibunya, maupun dari ayahnya. Dengan adanya darah merah putih yang mengalir dalam tubuh para pemain tersebut. Kemungkinan besar tumbuhnya rasa nasionalisme dalam memperjuangkan persepakbolaan Indonesia akan semakin tinggi. 

Karena, mereka merasa sedang memperjuangkan negara tempat mereka berasal. Negara tempat dimana orang tuanya dilahirkan. Dengan begitu aka nada ikatan emosinal yang erat terkait semangat perjuangan. Oleh karena itu, diharapkan mereka akan berjuang sepenuh jiwa raganya. Bukan hanya karena ikatan kontrak sebagai pemain dan bayaran yang diharapkan.


Ketiga, pesepak bola hebat di kasta tertinggi sepak bola Eropa. Kita tahu kan bagaimana profesionalisme yang dijunjung tinggi negara-negara seperti Eropa dan Amerika.

 Jika keempat pemain ini dapat mentas dan merumput di negara se-populer Eropa. Tentu saja, kehebatan mereka tak usah diragukan lagi. Diharapkan dengan proses naturalisasi ini. Profesionalisme mereka menghasilkan prestasi yang menjulang bagi persepakbolaan Indonesia.


Empat nama pemain yang diusulkan untuk naturalisasi


Empat nama pemain yang direkomendasikan oleh pelatih timnas Indonesia berjuluk 'Si Rubah' ini adalah:


1.Sandy Walsh, bermain untuk KV Mechelen yang mentas di liga pro Belgia. Dia pernah mempersembahkan gelar kejuaraan Eropa U-17 piala UEFA pada tahun 2012. Pemain kelahiran Brussel, 14 Maret 1995 ini lahir dari pasangan Brigitta Portier dan Gary Walsh. Darah Indonesia didapat Sandy Walsh dari ibunya, kakek dari Brigitta Portier berasal dari Surabaya, dan neneknya dari Malang.


2.Jordi Amat, pernah membela Swansea City di kompetisi sepak bola teratas Inggris. Pemain berkebangsaan Spanyol yang lahir di Barcelona ini berposisi sebagai bek tengah pada klub liga Belgia KAS Eupen. Jordi memiliki darah Indonesia dari neneknya yang berasal dari Makassar.


3.Mees Hilgers, bermain sebagai bek untuk klub Eredivisie Twente, ia membuat debut professional dengan Twente dalam kemenangan 2-1 atas AFC Ajax pada 5 Desember 2020. Pemain kelahiran Belanda ini memiliki darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Manado.


4.Ragnar Oratmangoen, bermain untuk klub Go Ahead Eagles yang berlaga di kompetisi teratas Liga Belanda Eredivisie. Pemain kelahiran Belanda, 21 Januari 1998 ini telah membukukan 18 penampilan di Eredivisie dan mencetak dua assists. Ragnar Oratmangoen memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang berasal dari Maluku.

Tiga seni dalam bermain sepak bola

Meski kita semua tahu bahwa sepak bola adalah termasuk ke dalam olah raga jenis. Namun, menurut hemat saya. Ada seni yang harus diterapkan dalam tata kelola persepakbolaan kita. Agar kita menikmati permainan tersebut, sekaligus merasa terhibur.

Karena sepak bola adalah olah raga jenis permainan. Dimainkan oleh dua tim. Dengan jumlah gol yang masuk sebagai ukuran kemenangan. Seni mengelola bola dibutuhkan mengingat sepak bola adalah olah raga pavorit seluruh masyarakat Indonesia.

Sepak bola bukan hanya milik perseorangan, gender, dan lapisan masyarakat tertentu. Bahkan saya sebagai emak-emak pun suka menonton sepak bola. Ketika para pemain mulai masuk ke lapangan dengan menuntun anak-anak belia. Biasanya saya menjerit-jerit dan mengelu-elukan mereka, meski nama pemainnya saja saya kurang fasih dalam melapalkannya. Hihi.

Ada tiga seni yang dapat diterapkan dalam sepak bola, berikut saya rangkum untuk anda.

Pertama, Seni dalam teknis sepak bola di lapangan. Hal ini menyangkut cara-cara bermain bola. Kompasianer pasti tahu 'tendangan pisang' atau banana kick kan? Yaitu tendangan estetik yang membuat bola seolah-olah berbelok dua kali di udara.

Selain tendangan pisang, ada 5 lagi seni dalam teknis bermain bola. Diantaranya adalah seni mencetak gol, seni gocekan, seni dalam mengumpan, seni dalam bertahan, dan seni dalam menjaga gawang.

Jika para pemain sepak bola bertanding dengan seni-seni tersebut. Saya yakin mereka akan menikmati momen ketika bermain. Sehingga mereka akan rileks dan santai dalam bermain, tidak tertekan, dan stress oleh teriakan penonton.

Karena bagi mereka saat bermain itu adalah menciptakan maha karya yang indah. Ketika gol tercipta pun, akan menjadi gol yang penuh unsur seni dan keindahan.

Betapa indahnya, ketika bola ditendang, melengkung dengan begitu sempurna bak lengkungan pelangi saat hujan telah reda. Saat gol memasuki gawang, euphoria pun menggema. Seperti slow motion, bola bergerak dengan mode lambat. Aah betapa indahnya.

Kedua, Seni dalam manajemen pengelolaan tim sepak bola. Dalam hal ini meliputi PSSI sebagai induk tertinggi sepak bola Indonesia. Pelatih sebagai peracik taktik dan strategi permainan, memberikan porsi latihan, dan memberikan instruksi di lapangan. Kemudian ada pemain sebagai ujung tombak yang menentukan berhasil tidaknya sebuah permainan.

Sebagaimana kita semua tahu bahwa manajemen adalah seni dalam mengatur suatu hal agar tersusun rapi dan terencana. Agar semua unsur menyadari tugas pokok dan fungsinya masing-masing, maka seni pengelolaan diperlukan di sini.

Bagaimana sikap PSSI sebagai induk tertinggi menyikapi saran dan masukkan dari pelatih atau dari pemain terkait strategi sepakbola. 

Tentu saja, strategi ini disarankan dengan tujuan kemenangan, kesuksesan, dan keberhasilan. Bukan mengada-ada.
Sikap bijak dan mengedepankan kepentingan bersama bangsa dan negara sangat dibutuhkan dalam hal ini. 

Tentu saja bila ada polemik, alangkah lebih baiknya bila dibicarakan dulu di forum tertutup.

Mengumbar polemik di media sosial tentu saja bukan hal yang terpuji. Karena akan membuat masalah menggelinding semakin liar dan tidak terkendali.  Akhirnya, yang menjadi korban adalah sepak bola itu sendiri.

 Bagaimana pemain dapat bermain dengan tenang dan menghasilkan prestasi yang gemilang. Bila dalam otak mereka ada hal-hal yang mengganjal terkait manajemen.

Ketiga, seni dalam pengelolaan penonton. Ego para penonton harus diolah dengan seni yang indah. Karena tidak jarang bentrokan sesame penonton membuat pemain sepak bola tidak dapat bermain dengan maksimal. Karena ada rasa khawatir dan cemas. Takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Akibat kebrutalan penonton. 

Beberapa kisah menunjukkan bagaimana penonton yang egois dapat menyebabkan kecelakaan, image sepak bola yang buruk, dan menimbulkan nyawa melayang. So, jadilah penonton yang artistik, mampu mengolah batin saat menonton.

Harus saling mendukung

Dibutuhkan kerja sama yang kompak antara PSSI, pelatih, pemain, dan penonton. Karena, sepak bola adalah satu kesatuan. Di dalamnya kita tidak dapat menonjolkan kualitas pribadi masing-masing untuk menjadi 'bintang lapang'.

Sejatinya sepak bola yang berhasil adalah yang mampu meredam dan mengolah ego masing-masing. Sehingga yang dikedepankan adalah kepentingan bersama. Bagaimana supaya iklim persepakbolaan terasa kondusif. 

Pelatih dapat berpikir dengan tenang mengatur taktik dan strategi terbaik. Begitu pun juga pemain dapat dengan tenang mengasah skill yang indah dalam bermain bola. Yuk, kita sebagai penonton, jadilah penonton yang dapat bertepuk tangan dengan indah. (*)

#Naturalisasi di PSSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun