Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Hantaran Nasi Kuning dan Jenang Sumsum Setelah Pesta Pernikahan

28 Juni 2025   07:32 Diperbarui: 28 Juni 2025   16:58 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubur sumsum yang dibagikan sesuai hajadan dengan filosofi yang unik(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

5. Syukur dan Doa
Nasi kuning, terutama dalam bentuk tumpeng, sering disajikan sebagai ungkapan syukur atas karunia yang telah diterima dan doa untuk kelancaran serta keberkahan pernikahan.

Selain itu, lauk pauk yang menyertai nasi kuning juga memiliki makna filosofis tersendiri, seringkali melambangkan berbagai aspek kehidupan yang penting dalam pernikahan, seperti rezeki, rejeki, dan keharmonisan.

Lalu, bagaimana dengan filosofi Jenang Sumsum yang dibagikan Setelah Hajadan?

Bubur sumsum yang dibagikan sesuai hajadan dengan filosofi yang unik(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Bubur sumsum yang dibagikan sesuai hajadan dengan filosofi yang unik(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Bubur sumsum setelah pesta pernikahan, khususnya dalam tradisi Jawa, memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas terselenggaranya acara dengan lancar.

Selain itu, bubur sumsum juga dipercaya dapat memulihkan tenaga dan mengembalikan semangat bagi mereka yang telah membantu dalam persiapan dan pelaksanaan pesta.

Berikut beberapa filosofi bubur sumsum setelah pesta pernikahan

1. Ungkapan Syukur
Bubur sumsum disajikan sebagai bentuk syukur atas berkah dan kelancaran acara pernikahan.

2. Terima kasih
Bubur sumsum menjadi simbol ucapan terima kasih kepada keluarga, kerabat, dan tetangga yang telah membantu dalam hajatan.

Para peladen siap menyajikan sop sebagai hidangan pembuka (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Para peladen siap menyajikan sop sebagai hidangan pembuka (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

3. Pemulihan Tenaga
Bubur sumsum yang manis dan lembut dipercaya dapat memulihkan energi dan stamina setelah seharian beraktivitas.

4. Kesetaraan
Bubur sumsum dapat dinikmati oleh semua orang tanpa memandang status sosial, melambangkan kesetaraan di antara semua yang hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun