Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mendapat Cuan dari Hobi dan Passion: Kenangan Lucu sampai Haru

1 Juni 2025   22:41 Diperbarui: 1 Juni 2025   22:41 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi camper Van, bisa sambil menulis reportase kegiatannya dalam platform bercuan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Yes...yes..yes!" Berteriak sendiri sambil mengepalkan tangan dan lonjak -lonjak kegirangan. 

Itulah saat karangan pertama ku dimuat dalam sebuah Majalah anak-anak disertai pengiriman majalah sebagai tanda bukti pemuatan dan kiriman uang via wesel pos sebagai honor pemuatan. Bahagia banget rasanya. Hehehe...

Waktu masih SD, Aku ingat Guru Bahasa Indonesiaku memuji tulisan mengarangku, karena terasa natural, berani menyampaikan  buah pikiran dan mempunyai cirikhas. Tapi aku justru malu-malu.

Bahkan memujiku karena senang membaca, meski saat itu yang kubaca buku-buku loak. Bahkan majalah bekas yang tentunya sudah tidak up to date. Tapi itu tetap memperkaya literasi dan memberikan pengalaman membaca yang luar biasa.

Ada lagi efek karanganku yang mempunyai cirikhas. Gara-gara saat itu koreksi Ebtanas disilang sekolah lain, tapi ada soal membuat karangan dalam ujian bahasa Indonesia, dan guru matematika yang saat itu mengoreksi, kebetulan juga guru favoritku dan aku juga menjadi murid kesayangan beliau karena unggul dalam pelajaran matematika. 

Bahkan atas bimbingan beliau aku menjuarai lomba bidang studi matematika tingkat kecamatan, dan juara 2 tingkat kabupaten. Kalau sekarang  mungkin namanya menjadi olimpiade matematika. Tak heran beliau mengenalku secara dekat. Saat membaca karanganku, beliau merasa bahwa yang dikoreksi ternyata hasil ujian murid-muridnya sendiri, sehingga beliau bermurah hati dalam memberi nilai. Hehehe..

Ternyata suka menulis mendatangkan banyak keuntungan dan manfaat, bahkan untuk teman-teman yang lain.

Tapi saat SD aku belum berani mengirimkan hasil tulisanku ke majalah anak-anak.

Barulah saat SMP aku berani mengirim karyaku ke redaksi majalah anak-anak Ananda yang berpusat di Jakarta. Meski hanya karangan singkat tentang hal-hal lucu.

Saat karanganku pertama kali dimuat, wow.... rasanya tak terlukiskan. Dunia rasanya penuh bunga bermekaran. Sebagai anak desa yang jauh dari keramaian, saat karangan dimuat di Majalah Nasional yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tentunya menjadi pengalaman yang luar biasa. Bahkan bisa dianggap prestasi istimewa di masa itu.

Bagaimana sebuah karangan bisa diterima redaksi yang tidak kita kenal, tanpa nepotisme, tanpa kolusi, tapi murni atas pilihan redaksi sebagai layak muat adalah suatu penghargaan luar biasa. Menumbuhkan rasa percaya diri, bahwa aku bisa menulis dan mampu menembus majalah nasional adalah sebuah pengakuan yang membanggakan.

Lebih senang lagi karena dapat honor dan kiriman majalah sebagai tanda bukti pemuatan. Untuk pertama kalinya bisa nraktir bakso teman-teman dari uang hasil menyalurkan hobi.

Tapi lucunya, setelah dapat honor Aku masih tekor, karena aku juga hobi bersahabat pena yang di era itu butuh perangko yang harganya sekitar 110 rupiah. Sedang honor yang kuterima saat itu 5 ribu rupiah. 

Sebenarnya saat mendapat surat perkenalan dari penggemar, biasanya mereka menyisipkan perangko balasan. Duh, berasa jadi artis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun