Saat itu suasana di kost-kostan sangat sepi. Maklum penghuni kost sudah banyak yang mudik, tapi nasib mahasiswa pertanian terpaksa mudik belakangan karena harus mengerjakan laporan praktikum.
Di kost bawah tinggal aku seorang, sedang di lantai atas tinggal Ida, teman sefakultas, sejurusan sekaligus seangkatan yang sama-sama tertahan mudiknya karena sama-sama harus mengerjakan laporan praktikum.
Sebagai mahasiswa baru, banyak kisah mistis seputar area kampus. Dari keranda terbang sampai cerita horor yang membuat bulu kuduk merinding.
Tinggal di kos sendirian, dan harus bangun dini hari untuk makan sahur tentunya membutuhkan keberanian tersendiri.
Kring!kring! kring! Dering jam weker yang aku setel pukul 03.00 wib membuatku terjaga. Suaranya terdengar nyaring dalam keheningan. Meski daerah kost, tapi penghuninya sudah banyak yang mudik.
Masih mengantuk, ku matikan jam weker dan masih terbaring malas.
Tiba-tiba terdengar suara, " Anget...anget... Mbak....!" Pelan tapi suaranya serak dan berat. Membuat bulu kuduk meremang dalam keheningan malam yang mencekam.
"Deg!" Jantungku berdetak lebih cepat. Suara siapa? Terdengar sangat dekat. Padahal di kost aku sendirian, sementara Ida di lantai atas.
Aku nyaris menjerit. Bulu kuduk merinding, dan badan gemetar. Ku pastikan tadi semua pintu dan jendela sudah terkunci semua. Pintu utama ruang tamu, dan deretan kamar kosong sudah terkunci semua. Pintu kamar ku juga sudah aku kunci. Aku diam ketakutan memeluk guling.Â
"Anget...anget ..Mbak!" Suara itu kembali terdengar. Aku menahan nafas. Takut hembusan nafasku bisa memberikan tanda keberadaan ku.
Setelah sekian lama suara itu tak terdengar lagi. Aku pelan-pelan membuka pintu kamar. Suasana hening, bahkan suara orang membangunkan sahur atau memukul tiang listrik juga tidak terdengar. Benar-benar sunyi.Â