Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Noktah Dosa di Ujung Senja

7 Februari 2024   08:41 Diperbarui: 5 Agustus 2025   15:16 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Noktah dosa di  ujung  senja (dokpri)

"Cium jauh dulu ya, Dik!" Nanti ku telepon. Aku lagi sibuk di lab nih!"

Astaghfirullah...Zahra mengelus dada. Jantungnya hampir copot.

Jadi bilangnya transfer biaya lomba ternyata mentransfer uang buat Ainy batuk, yang dibilangnya admin lomba?

Jadi alasan ayah biasa  lama-lama di lab sekolah hanya agar bebas menelepon dan ngechat Ainy Batuk? 

Tidur sampai jauh malam hanya untuk asyik-asyikan chat mesum, ciam cium melulu dengan Ainy? 

Juga ngechat perempuan-perempuan lain, yang disebut ayah sebagai genggek  bergantian setiap malam?

Padahal Ainy  perempuan bersuami yang suaminya bekerja keras mencari nafkah dan keluar di jalan Allah, tapi saat suaminya dapat orderan keluar kota malah dimanfaatkan untuk chat dengan laki-laki lain yang bisa memenuhi syahwatnya?

Apakah Ayah juga tidak punya hati? Menginjak-injak harga diri suami selingkuhannya, sekaligus menginjak-injak harga diri istri nya? Bahkan merendahkan diri sendiri.

Selama ini Zahra diam saat ayah merayu para perempuan single. Segala rasa tidak nyaman sudah dibuangnya jauh-jauh. Kata Ayah itu sekedar mengikuti pergaulan.

Mesra-mesraan dan genit-genitan ngechat sesama teman lansia  dan teman yang sama-sama keblinger. Bahkan telepon -teleponan. Meski kalau telpon di rumah speakernya dihidupkan, jadi Zahra pasti tahu, siapa perempuan yang suka telepon ayah, dan apa yang dibicarakan.

Pergaulan macam apa yang diikuti ayah???

Zahra tidak bisa memaksa ayah menjauhi perempuan -perempuan yang jumlahnya tak terhitung. Bahkan banyak mantan murid yang dichatnya, ingin mengulang kenangan saat muda, naksir muridnya belum kesampaian, sampai sekarang masih ada rasa dan baru sekarang berani diungkapkan. Bahkan banyak  yang dichat dengan rayuan , "siapa tahu takdir mempertemukan". Duh, apa sih maunya ayah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun