Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cerita di Balik Kopi Gula Aren dan Sate Kelinci, Pangan Lokal yang Halal

30 Januari 2024   12:12 Diperbarui: 30 Januari 2024   12:15 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi gula aren dan sate kelinci, pangan lokal yang hanya bisa ditemui di tempat tertentu (dokpri)

Kopi gula aren dan sate kelinci terhidang di depan kami berdua. 

Dua lansia yang suka mengembara.

 Melanjutkan hidup dalam langkah merdeka.

 Jajah desa milang Kori mengakrabi semesta.

Loh...kok malah berpuisi?

Kopi gula aren dan sate kelinci, bisa jadi adalah pangan lokal yang tidak bisa ditemui di sembarang tempat.

Dulu, sate kelinci mudah ditemukan di telaga sarangan. Tapi terakhir ke sana hampir tidak ada penjual sate kelinci yang bisa ditemui.

Suasana di salah satu tempat wisata ini memang syahdu membiru. Halah..

Sebuah tempat wisata yang sedikit terbengkalai sepertinya, tapi justru di situ keasrian dan suasana alamnya masih terjaga.


Burung dara beterbangan dan suara burung liar mengumandangkan orkestra unik dan menarik. 

Bahkan suara garengpung, sejenis serangga memecah kesunyian yang begitu damai.

Berdua kami menjelajah, sementara ayah asyik tiduran berayun-ayun di atas Hammock yang terpasang di antara batang-batang pinus.

Berayun-ayun di Hammock yang ditambatkan di batang pinus(dokpri)
Berayun-ayun di Hammock yang ditambatkan di batang pinus(dokpri)

Saat menjelajah lapak-lapak kuliner yang berjajar di sepanjang hutan pinus, mataku menangkap menu yang menarik.

Sate kelinci!

Dulu, menu ini mudah ditemukan di tempat wisata telaga sarangan. Tapi terakhir ke sana, aku cari-cari penjualnya tidak ketemu.

Pernah menemukan di suatu tempat, tapi saat ditanya, katanya kosong. Adanya sate ayam. Kalau tidak, saat menemukan menu sate kelinci, lapaknya sedang tutup.

Nah, sekarang di sini juga tertulis sate kelinci, bisa jadi itu hanya trik untuk menarik pembeli. Tapi enaknya kita tanya dulu, yuk...

"Bu, sate kelincinya ada?"

"Ada,Bu! Mau berapa porsi?"

"Satu saja, Bu. Tombo kepingin mawon,kok!"

Kami tadi memang sudah sarapan soto di dungus. Tapi penasaran saja saat menemukan sate kelinci. Sepiring berdua sepertinya cukup. Malah terasa romantis, hihihi...

"Sini!" 

Aku melambai ke ayah dan memberi bahasa isyarat untuk mendatangiku. Mau teriak nggak enak, meski di hutan. Nanti dikira Tarzan. Hauwoooooo.....eh!

"Mau sate kelinci?"

"Mau, lah!"

"Aku belinya cuma seporsi. Cukup? Apa tambah seporsi?"

"Cukuplah. Kita kan baru sarapan?"

"Iya!" Hehehe...

"Minumnya apa,Bu?"

"Tuh, Mas. Mau minum apa?"

"Kopi saja,Bu!"  Jawab ayah.

" Pakai gula putih atau gula aren?"

"Gula aren saja, Bu!"

Tak lama Bu Titin, penjual sate kelinci menghidangkan kopi dengan segempil gula aren.

Kopi gula aren (dokpri)
Kopi gula aren (dokpri)

Aroma kopi menyergap dan merangsang indera penciuman. Ayah mematahkan gula aren, dan memasukkan ke cangkir kopi, terus diaduk.

"Eits....bukan begitu cara minumnya!" Kataku.

"Lha gimana?"

"Gini...!Gigit gula aren sedikit, terus seruput kopinya sambil mengunyah gula aren"

"Coba, deh!"

Ayah mencoba minum kopi gula aren sesuai instruksiku. Minum kopi saja ada caranya, ya. Hehehe...

Aku bukan peminum kopi gula aren. Tapi di daerah asalku, Purworejo,gula aren juga mudah ditemukan. Kalau cara minum gula aren itu diajari almarhum bapak. 

Yang bulatan besar melebar gula aren. Yang bulatan lebih kecil gula kelapa (dokpri)
Yang bulatan besar melebar gula aren. Yang bulatan lebih kecil gula kelapa (dokpri)

Waktu beliau dipindah tugaskan di daerah bagelen, sehabis menyeberang pakai gethek, ada saja penduduk sekitar yang mengajak singgah ke rumahnya.

Mereka sangat ramah. Kebetulan bapak saat itu menjabat sebagai penilik pembinaan generasi muda dan olahraga yang banyak bergaul dengan lurah dan perangkat desa di samping tugasnya di kantor kemendikbud.

Saat itulah bapak dijamu kopi gula aren dan singkong rebus. Jadi tahu juga caranya minum kopi dengan gula aren yang banyak terdapat di daerah bagelen.

Gula aren mirip dengan gula kelapa, tapi rasanya khas. Seperti namanya, gula aren disadap dari pohon aren. Biasanya disebut juga gula palm. Rasa dan aromanya lebih khas dan wangi dibanding gula kelapa.

 Getah pohon aren namanya nira. Cairan inilah yang nantinya dimasak sampai mendidih dan mengental, kemudian didinginkan untuk membuat gula aren.

"Monggo satenya, Bu, Pak!" Bu Titin menyerahkan piring berisi sate yang disajikan bersama Lontong.

Sate kelinci (dokpri)
Sate kelinci (dokpri)

"Nggih,Bu. Maturnuwun!" Jawab aku dan ayah bersamaan.

Sate kelinci ini satu porsi berisi 8 tusuk, dan dibandrol dengan harga 17 ribu rupiah.

Yuk kita cicipi dulu!

Rasanya enak, meski membakarnya sedikit kurang matang dan butuh effort untuk menggigit dan mengunyahnya.

Lumayan, bisa mengobati rasa kepingin yang lama terjeda. Banyak manfaat nya juga, lho!

Daging kelinci rendah kolesterol dan natrium. Itulah sebabnya daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung atau kolesterol, lansia, dan mereka yang mempunyai masalah kelebihan berat badan(kesmas.kemkes.go.id)

Apakah daging kelinci halal? Insyaallah halal. 

Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan dari Anas Bin Malik, r.a. yang mengatakan :

"Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., "Ketika kami berjalan melalui daerah Az-zahran, tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor kelinci. Lalu, kami mengejar dan berhasil menangkapnya.

Aku pun membawanya kepada Abu Talhah, untuk disembelih. Beliau mengirimkan kaki dan kedua pahanya kepada Rasulullah saw. Akupun membawanya kepada Rasulullah saw dan Baginda menerimanya." (HR Bukhari dan Muslim)

O,iya. Ingin menyusul ke sini? Kukasih tahu tempatnya, ya. Sate kelinci ini bisa dinikmati di tempat wisata nangka ijo yang berlokasi di desa kare, kecamatan kare, kabupaten Madiun.

Buka saja di google maps, ya....

Bahan referensi:

https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/121910-daging-kelinci-sebagai-alternatif-untuk-perbaikan-gizi-masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun