Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta (Part 1)

16 November 2020   04:42 Diperbarui: 16 November 2020   05:05 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : sondakikahaberim.com via pinterest

SENANDUNG CINTA ( Part.1 )

By. Ismoeziani "ita"

Akhirnya aku meng anggukkan kepala, sebagai tanda aku setuju, dengan permintaan kedua orangtuaku, menjodohkan aku dengan seorang pemuda, anak dari salah satu sahabat Abi.

" Alhamdulillah " Seru kedua orangtua ku bahagia.

" Sekarang tinggal kita atur waktu, untuk acara pertunangan kalian "

" Tapi Abi, Indah gak mau acara tunangan " Sanggah ku


" Indah mau menikah, umur indah sudah 35 Tahun " Lanjutku kemudian.

Aku memang kurang setuju dengan acara pertunangan, meskipun tunangan atau khitbah diperbolehkan dalam islam karena tujuan peminangan atau tunangan hanyalah sekedar mengetahui kerelaan dari pihak wanita yang dipinang sekaligus sebagai janji bahwa sang pria akan menikahi wanita tersebut.

Sebagaimana  bunyi Hadist , Jika di antara kalian hendak meminang seorang wanita, dan mampu untuk melihat darinya apa-apa yang mendorong untuk menikahinya, maka lakukanlah. Hadist Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud. Hadist tersebut menjelaskan, bahwa islam mengizinkan laki-laki untuk melakukan pinangan kepada seorang wanita, dan mengikatnya dengan tali pertunangan, sesuai syariat islam.

**

Di sepertiga malam, kubasahkan sajadahku, aku berdoa dengan penuh harap pada sang pencipta. " Ya Allah, berikanlah padaku seorang pasangan hidup, yang akan membawaku ke syurgaMu. Ya Allah, jauhkanlah aku dari orang-orang yang dhalim "

Aku habiskan sisa malam ini, dengan melanjutkan tilawahku, beberapa saat kemudian suara azan subuh terdengar, pertanda waktu shalat subuh sudah tiba. Ku akhir Tilawahku, aku pun segera beranjak untuk memenuhi kewajibanku. Bahagia rasanya jika bisa shalat tepat waktu, di usiaku yang semakin dewasa, aku ingin memperbaiki ibadahku, salah satunya disiplin untuk shalat di awal waktu.

Bunyi langkah ummi terdengar mendekati pintu kamarku, ummi membuka pintu kamar, aku menoleh ke arah ummi yang berdiri dipintu kamar, ummi tersenyum padaku. Aku masih dibalut mukena, standby diatas sajadahku dengan memohon kepada Allah untuk menjawab doa-doaku.

" Anak gadis ummi, udah selesai shalat rupanya " suara ummi lembut sambil mendekat padaku.

" Iya ummi, Indah baru aja selesai shalat " sahutku sambil membuka dan melipat mukena putih yang baru aku kenakan. Ummi membelai lembut rambutku, meraihku dalam pelukan nya. Rasa nyaman aku rasakan saat berada dalam pelukan ummi, rasa yang ingin selalu aku nikmati, meskipun usiaku sudah beranjak dewasa.

" Nanti malam, sahabatnya Abi, orang tua dari Bang Akmal akan silaturahmi ke sini" kata ummi padaku.

" Iya ummi " Jawabku pasrah

" Indah, kamu baik-baik saja kan, sayang? " Tanya ummi penasaran karena jawabanku yang singkat

" Indah gak apa-apa, ummi" Tambahku lagi

"Gimana pekerjaan Indah sekarang, kemarin tu Indah pernah cerita, setelah ikut pelatihan Indah di Tugas kan di bagian kesehatan jiwa gitu, ya nak? " Tanya ummi ingin tahu tentang profesiku.

" Iya mi... sekarang Indah, menjadi petugas CMHN "

" CMHN itu apa? " Tanya ummi kemudian

" Perawat jiwa ummi,  singkatan dari Community Mental Health Nurse"

" Bukannya perawat jiwa itu, perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa? " Sanggah ummi spontan.

 " Memang benar seperti Ummi bilang tadi, perawat jiwa itu, perawat yang bertugas di rumah sakit jiwa, di Provinsi Aceh ini, Rumah Sakit Jiwa nya Cuma satu di Ibukota Provinsi yang merupakan pusat rujukan semua kasus gangguan jiwa se Aceh ini " Ummi menyimak penjelasanku.

" Sekarang ada juga beberapa rumah sakit tingkat kabupaten di Aceh ini, punya bangsal jiwa, jadi jika gangguan jiwa ringan bisa di handle di rumah sakit tingkat kabupaten ummi " tambah ku lagi

" Selebihnya Orang Dengan Gangguan Jiwa atau kita sebut ODGJ, dirawat oleh keluarga mereka, dengan di dampingi oleh keluarga, ODGJ ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan pengobatan, tapi mereka tidak dianjurkan untuk rawat nginap di Rumah Sakit" Lanjut ku pada Ummi.

" Apa tadi istilah nya ODGJ...? " Tanya ummi belum mengerti

" Iya mi, ODGJ, Orang Dengan Gangguan Jiwa, jadi kita jangan lagi menyebut mereka ureung pungoe ( Orang Gila : Bahasa Aceh ), ya mi.. "

" Trus, tugas Indah sebagai CMHN tadi apa? " Tanya Ummi padaku

" Seperti Indah cerita sama Ummi tadi, kan tidak semua ODGJ di rawat di RSJ, dan pasien di RSJ pun jika sudah stabil, akan di kembalikan untuk di rawat oleh keluarga masing-masing, di sinilah peran Indah, Indah merawat ODGJ bersama dengan keluarga mereka " Lanjut ku kemudian.

" Doa ummi selalu untuk mu, anakku.. Semoga Indah selalu dalam lindungan Allah dan lancar dalam bertugas " suara Ummi mendoakan ku

" Aamin Ya Allah " Jawabku

***

Bunyi ketukan pintu diruang kerjaku, mengejutkan aku yang sedang menatap cincin tunangan yang dipasangkan oleh mamanya Bang Akmal malam minggu kemarin, aku membayangkan akan menjadi istri Akmal dalam waktu dekat ini. Menurutku pilihan kedua orangtuaku tentu saja yang terbaik untuk masa depanku.

Pintu terbuka dari luar, sahabat ku Meutia masuk, tangan Meutia menggenggam kuat tangan seorang gadis remaja memakai seragam putih abu-abu. Gadis remaja dengan paras yang cantik, postur tubuh yang bagus, bulu matanya yang lentik nampak basah, matanya memerah, aku menerka si Gadis ini mestilah baru saja menangis.

 " Apa yang bisa saya bantu Meutia ? " Tanya ku pada Meutia

" Adek cantik ini, namanya Salsabila, datang ke IGD diantar oleh guru sekolahnya setengah jam yang lalu, Salsa mengeluh sakit perut dan sakit kepala, hasil pemeriksaan semuanya dalam batas normal, saran dari Kepala Ruang IGD untuk diajak menjumpai Kak Indah " Meutia menjelaskan kondisi Salsa padaku.

" Salsa, ini Kak Indah, Kak Indah akan menemani Salsa di ruangan ini, Salsa boleh cerita apa saja pada Kak Indah, sehingga membuat kondisi Salsa tenang dan nyaman, saya kembali lagi ke IGD ya dek " Kata Meutia pada Salsa.

Salsa meng anggukan kepalanya tanda setuju, mulutnya belum mengeluarkan sepatah katapun.

" Salsa... " Aku mencoba memecahkan sunyi dengan memanggil lembut nama gadis di depanku. Salsa memilih diam.

"Salsa, gimana kondisi Salsa sekarang, apa sakit perut dan sakit kepala yang tadi Salsa rasakan masih ada? " Aku mencoba memancing Salsa untuk bicara

" Sakit perutnya dah hilang Kak, tapi Salsa masih merasakan sakit kepala, Salsa pusing kak, Salsa bingung, Salsa gak tahu harus gimana... " Akhirnya Salsa mulai membuka diri untuk bercerita padaku.

"Apa yang membuat Salsa bingung, dek..? " tanyaku kemudian

 "Salsa, jika Salsa belum siap untuk bercerita pada Kak Indah, Salsa boleh pulang dulu, Salsa berikan kak Indah alamat rumah Salsa, biar Kak Indah kerumah Salsa aja, Kak Indah pingin ketemu dengan orang tua Salsa " Kata ku kemudian pada Salsa, sementara aku menyerah dulu, tak mungkin rasanya aku memaksa gadis remaja ini untuk bercerita.

"Salsa tidak punya orang tua lagi Kak, Salsa tinggal dengan nenek Salsa, Papa dan mama Salsa sudah meninggal dunia waktu Salsa masih SMP, empat tahun yang lalu" Salsa mulai bercerita tentang dirinya

"Kak Indah.. " Panggil nya padaku

"Iya, Salsa" Jawabku singkat

"Salsa sedih kak, sedih sekali " Suara Salsa pelan masih disertai isakan kecil

 "Hal apa yang membuat Salsa sedih, Salsa bisa cerita pada Kak Indah, biar beban yang ada dalam pikiran Salsa ringan, biar Salsa bisa fokus sekolah dan belajar, sehingga tidak mengganggu aktivitas Salsa sehari-hari " Ujar ku pada Salsa

"Kak, Sejak ayah meninggal dunia, ada anak dari Sahabat Ayah, namanya Bang Akmal, Bang Akmal yang selama ini selalu membantu Salsa dan adiknya Salsa jika kami butuh bantuan, tapi sekarang bang Akmal telah tunangan dan akan menikah dengan wanita pilihan orang tuanya, Salsa sedih Kak.. " Salsa mulai bercerita masalahnya padaku, mendengar kata baru tunangan dan nama Akmal, aku terkejut, aku takut yang dimaksud Salsa adalah Akmal yang baru saja tunangan denganku.

" Salsa, Kak Indah boleh tahu yang mana Bang Akmal yang Salsa maksud? "

"Salsa punya fotonya? " Tanya ku penasaran

Salsa membuka galeri foto di Android nya, kemudian menunjukkan sebuah foto padaku, foto Selfie Salsa dan Akmal tunangan ku di sebuah caffe, aku mengontrol perasaan dan emosiku yang bercampur aduk, ku atur pelan-pelan agar Salsa tidak tahu, jika aku adalah tunanganya Akmal.

Aku lanjutkan anamnesis ( wawancara dengan pasien ) pada Salsa, tentu saja sekarang agak susah karena aku harus mampu menyembunyikan dan mengontrol emosiku sendiri.  

"Salsa pacaran dengan Bang Akmal? " Tanya ku kemudian

"Salsa gak pacaran kak sama Bang Akmal, gak pernah jadian, tapi waktu Bang Akmal bilang mau tunangan, Salsa rasanya seperti orang putus cinta " Jawaban Salsa terakhir, menurut ku karena Salsa sudah merasa sayang dan nyaman dengan Akmal

*** 

Bersambung pada Part.2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun