“Ini dimakan dan diminum dulu, biar lancar menulisnya” ucap Bu langga
“Terimakasih banyak Bu, ini apa Bu?” tanyaku
“Ini teh jahe gula aren dan bubur jagung gula aren, ini gula aren yang kita buat tadi”jawab Bu Langga
“Wah senangnya, bisa langsung dinikmati begini. Terimakasi banyak ya Bu, Pak.”Jawabku bahagia
“Sama-sama, ibu istirahat lebih dulu ya.” Ucap Bu Langga
“Iya Bu, silahkan. Bapak juga kalau mau istirahat, tidak apa-apa Pak” ucapku
“Iya sebentar lagi, menghabiskan teh jahe dulu” jawab bapak
“Oiya Pak, biar tubuh hangat” jawabku
Alunan sasando mengalun dengan begitu hikmat, membawakan sebuah nada yang kupikir merupakan nada puji-pujian. Dan ternyata benar, Pak Tolu bilang, nada yang mengalun itu adalah syair lagu Ova Langga dan Manahello, syair puji-pujian untuk Sang Pencipta atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.
“Nadanya enak sekali di dengar, Pak.” Ucapku
“Nada seperti ini memang hanya ada di syair puji-pujian saja, memang hikmat sekali”
“Iya Pak, hikmat. Tapi alunan musiknya sepertinya berasal dari laut ya Pak” tanyaku
“Iya, yasudah kita kesana saja, biar bisa menyaksikan matahari terbit, nanti kelewatan lagi” ucap Pak Tolu tersenyum
Aku dan Pak Tolu bergegas menuju laut dengan membawa lawar ikan dalam porsi banyak yang dimasak Bu Langga pagi subuh tadi. Selain untuk menyaksikan matahari terbit, hari ini juga akan dilakukan tradisi syukuran warga desa sebelum bulan purnama menjelang. Hal ini dikarenakan jika bulan purnama datang, para nelayan tidak bisa melaut karena cahaya bulan yang terang membuat ikan-ikan enggan muncul ke permukaan, setiap purnama air laut juga akan pasang dan menyebabkan ombak tidak bersahabat untuk di ajak berlayar. Untuk itu para nelayan di desa ini mengadakan syukuran dengan makan bersama. Masing-masing nelayan membawa lauk dan nasinya untuk saling bertukar dengan yang lainnya. Kegiatan ini benar-benar mengandung makna yang luar biasa untukku.
“Luar biasa” ucapku spontan ketika menyaksikan matahari terbit tepat di pelupuk mataku
“Ini gradasi terbaik yang pernah saya saksikan Pak” Sambungku
“Pancaran sinar matahari saat terbit memang selalu indah, Langsana . tidak semua orang bisa mendapatkan pancaran sinar yang sempurna, terkadang mereka yang sudah jauh-jauh datang kemari, justru menyaksikan sinarnya di langit yang mendung, tidak seperti saat ini. Bisa dikatakan, kamu beruntung” ucap Pak Tolu padaku
“Ini akan menjadi cerita perjalanan yang takkan pernah saya lupakan Pak, berkat bapak dan ibu” jawabku