Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... -

Merendahlah, hingga sampai tak ada yang merendahkanmu. Mengalahlah, hingga sampai tak ada yang bisa mengalahkanmu. Hanya ada dua manusia, ia menulis dan ia ditulis. Instagram : @iskandar.zulkarnain.29

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siang yang Menggigit

28 Mei 2018   23:38 Diperbarui: 28 Mei 2018   23:57 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiba di dalam ruang administrasi Dadang mulai bingung bagaimana harus membayar biaya perobatan Ibunya. Sempat Dadang menawarkan handphone nya kepada dokter tersebut, tetapi dokter menolak. Biaya rumah sakit hanya bisa di bayar dengan duit bukan dengan harta atau benda.

"Mbak, saya minta tolong sekali. Saya cuman ada ini, tolonggg sekali mbak. Ayah saya juga tidak mungkin ada duit untuk biaya administrasi ini"

"Maaf dik, bukannya saya tidak mau. Tapi ini sudah keputusan dari pihak rumah sakit."

"Yaudah mbak, kalau emang ngga bisa. Beri saya waktu untuk membayar semuanya"

"Saya cuman bisa memberi waktu sampai jam tujuh malam dik, jika tidak bisa dengan berat hati pihak rumah sakit akan membawa Ibu kamu pulang."

Siang itu juga Dadang memutuskan untuk mengelilingi kampungnya, ia mencoba meminjam kepada seluruh teman-temannya dan juga kepada warga setempat. Dadang mengatakan yang sebenarnya terjadi, bahwa Ibunya sedang dirawat di rumah sakit. Dan ia juga sempat meminta doa kepada warga, agar kelak Ibunya lekas sembuh.

Selama berjam-jam Dadang luntang-lantung mencari pinjaman, namun itupun belum terkumpul dengan utuh. Sebelum memutuskan untuk kembali kerumah sakit, Dadang menawarkan handphone nya kepada pak RT. Dengan penuh duka cita, Pak RT tidak mau membelinya, tetapi ia memberikan sedikit bantuan untuk Ibunya.

"Udah handphone ini kamu simpan aja nak, biar kekurangan biaya rumah sakit Bapak yang bayar"

"Tidak Pak, saya ngga mau"

"Loh kenapa gitu nak?  Bapak ikhlas"

"Saya ngga mau Pak, saya ngga pernah diajarkan begitu sama Ibu. Kalau Bapak mau membantu saya, izinkan saya untuk meminjam uang Bapak saja. Jika saya ada rezeki secepatnya saya akan ganti"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun