Elay yang jengah mendengar cerita Iponk langsung nyeletuk. "Terus Devie tega mengambil gaji suami orang lain, apa bedanya sama suaminya itu, " katanya ketus.
Iponk bersungut-sungut mendengar pernyataan Elay. Â Ia marah, Â "Siapa bilang Devie ngambil gaji gue. Lo jangan ngarang. Â Gua hanya ngasih duit dari hasil keringat yang lain, Â kalau urusan gaji tetap milik Sanah. "
"Oh, lo masih inget sama istri dan anak-anak, " sergap Elay tak kalah kerasnya.
Keduanya terdiam. Â Mereka sadar emosi tengah menggelayuti mereka. Â Iponk akhirnya berkata. "Mungkin ini jalan yang harus gua tempuh untuk mencapai cinta sejati di SMP. Â Gua yakin Sanah mau nerima Devie dan keempat anaknya jadi keluarga, " katanya pelan.
Mendengar pernyataan Iponk, Â Elay tertawa keras. "Jadi lo berharap Sanah mau dimadu. Gwa kira Devie belum punya anak, Â tau-taunya emak-emak dengan empat anak, " katanya terbata-bata.
Iponk kembali emosi. Dia membentak Elay. "Sial loh. Emang kenapa kalau Devie punya empat anak, emang kenapa kalau anak pertama Devie udah kuliah, Â ada masalah sama loe, " ucapnya.
Elay yang belum selesai tertawa justru semakin kencang tawanya waktu mendengar anak Devie sudah ada yang kuliah.
"Eh bajindul, Â loe mau nyekolahin anak Devie kuliah. Anak lo aja masih kecil-kecil, " katanya. Â
Elay meminta Iponk memikirkan kembali rencana menikahi Devie. Â Kembali menjalankan biduk rumah tangga bersama Sanah. Â
"Gak ada perempuan yang mau di madu. Â Yang ada elo akan ditinggalkan Sanah. Â Kalau gak percaya iris kuping kerbau, " katanya ngeloyor meninggalkan Iponk.
Iponk terdiam. Batinnya berkecamuk. Sanah telah memberikan segalanya untukku. Sementara Devie baru memberikan kebutuhan hewaninya saat ini. Ia tidak mengenal Devie lebih intim. Sekalipun Devie berkata tidak akan menuntut lebih banyak jika dijadikan istri kedua.