Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggi, Kesialan = Peluang

13 November 2018   05:27 Diperbarui: 13 November 2018   05:59 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Anggi bertahan hidup di hutan bukanlah pengalaman baru. Sebab, sewaktu SMA dirinya permah ikut kegiatan survival di sekolah. 

Anggi menyusuri jalanan yang biasa di lalui kendaraan keluar masuk hutan. Suara jangkrik bersahut-sahutan dengan suara kodok. Awalnya, Anggi gentar dan berniat kembali ke dalam bus. Namun, dia telah berjanji akan membawa air untuk teman-temannya.

Dia pun berusaha menikmati suara jangkrik dan kodok, lambat tapi pasti, ia menikmati konser jangkrik dan kodok. Ia membayangkan berada di lokasi konser yang megah dan meriah.

Setelah berjalan hampir 30 menit, Anggi mulai mendengar suara gemercik air. Ia mengikuti suara gemercik tersebut, sampai pada tebing tinggi. Dari tebing itulah air mengucur deras. Dalam hati dara berbuat sebahu itu berkata. "Pencarian tidak sia-sia, itu pancuran air penghilang dahaga," katanya lirih.

 Anggi pun berjalan pelan menghampiri sumber air. Matanya jelalatan melihat kanan kiri, depan belakang untuk memastikan keamanan dirinya dari serangan binatang buas. Setelah merasa aman, Anggi mulai mengisi enam botol ukuran satu liter dengan air tersebut.

Tak butuh waktu lama, keenam botol telah terisi. Namun Anggi tetap waspada, berjalan pelan meninggalkan sumber air. Berusaha semaksimal mungkin tidak menimbulkan kegaduhan.

Membuat Keputusan Penting

Sesampainya di bus, ia melihat aura kesenangan berbaur menyelimuti kabut tipis di sekitar bus. Api unggun sudah menyala. Potongan kayu besar dijadikan alas duduki Her, Lukman dan Kanaya. Api yang membakar ranting-ranting kering menghangatkan siapa pun yang ada didekatnya.

Kanaya berlari waktu melihat Anggi datang. Dipeluknya tubuh Anggi. "Kamu gila. Aku takut setengah mati, kamu malah berjalan di kegelapan," katanya.

Sebelum Anggi menjawab, Kanaya langsung memberi laporan kalau pihak kehutanan akan mengirimkan orangnya menggunakan motor. Sementara pihak hotel baru bisa mengirimkan bus pengganti besok pagi. Artinya, baru besok siang sampai di sini.

"Teman Pak Her akan datang, tapi hanya membawa mobil sedan yang hanya bisa memuat empat orang," kata Kanaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun