Anggi melirik setiap wajah yang ada di dalam bus satu per satu. Kebanyakan tegang, hanya dirinya dan Freed yang tenang.
"Oke. Semua jangan panik," teriak Anggi.
Ia meminta Lukman, Prita, Kanaya, Freed dan Her untuk tidak menyesali peristiwa ini. Dia pun meminta mereka untuk berbagi tugas.
"Pak Her hubungi montir, saya tahu sinyal telepon naik turun. Tapi usahakan," katanya.
Kanaya dan Lukman dimohon untuk menghubungi pihak hotel, penjaga hutan atau siapa pun yang bisa dihubungi.
"Minta bantuan kepada mereka, paling tidak kabarkan posisi kita saat ini," tuturnya.
Sedangkan, Anggi akan berupaya mencari sumber air terdekat untuk minum. Beruntung kita masih memiliki korek api yang bisa dijadikan sumber kehidupan.
"Mbak Prita dan Kevin duduk saja dalam mobil. Peluk Kevin, jangan sampai dia kedinginan," ucapnya.
Sebelum tugas dijalankan, Freed meminta izin untuk buang air besar. Ia lantas ngeloyor pergi masuk kedalam hutan.
Tanpa sepengetahuan orang-orang tersebut, Anggi merekam setiap peristiwa yang terjadi. Wajah ketakutan, kesedihan dan wajah kebingungan. Tak ada satupun momentum berharga tersebut lewat.
Setelah memastikan semua tugas di jalankan oleh teman-temannya, Anggi pun menjalankan tugasnya. Berbekal video kamera telepon genggam, ia berjalan keluar dari kendaraan menuju jalan  gelap.