Bukittinggi adalah kota wisata utama di Sumatera Barat. Rasanya, belum sah kalau seseorang melancong ke Ranah Minang itu tapi tanpa berkunjung ke Bukittinggi.
Ada banyak objek wisata di Kota Bukittinggi dan sekitarnya. Satu di antaranya yang paling top adalah Ngarai Sianok.
Tapi, jika kita menikmati ngarai tersebut dari taman yang ada di dalam kota, ini sudah terlalu mainstream, dalam arti begitu banyak wisatawan melakukannya sejak dulu kala.Â
Nah, sekarang bermunculan beberapa objek wisata baru, di lokasi yang lebih tinggi dari pusat kota, dan berjarak sekitar belasan kilometer dari kota.Â
Dari sana akan lebih syahdu dalam menikmati pemandangan Ngarai Sianok. Bahkan, dalam kondisi tertentu, terlihat gumpalan awan di bagian bawah, sehingga disebut juga sebagai negeri di atas awan.Â
Puncak Taruko terletak di Kabupaten Agam yang berbatasan dengan Kota Bukittinggi. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan dari pusat kota Bukittinggi.Â
Dengan akses jalan yang cukup baik meskipun sedikit menanjak dan tidak terlalu lebar, tempat ini mudah dijangkau baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.Â
Lokasinya yang relatif dekat itu membuat Puncak Taruko menjadi pilihan yang tepat bagi warga kota untuk pelarian singkat dari rutinitas pekerjaanÂ
Atau, di hari libur menjadi tempat yang sejuk dan nyaman untuk berwisata keluarga. Tak jarang, pengunjung sengaja datang dari kota Padang, Pekanbaru, dan bahkan dari Pulau Jawa.Â
Area wisata Puncak Taruko dikelola oleh warga sekitar. Area parkirnya berada di seberang jalan dari pintu masuk area.Â
Pengunjung dikenai biaya masuk Rp 5.000 per orang dan bebas menjelajahi area wisata tersebut selama yang diinginkan dari pagi hingga senja hari.Â
Letaknya berada di titik tertinggi Ngarai Sianok, di mana para pengunjung bisa bersantai di gazebo yang disediakan.Â
Juga ada warung makanan dan minuman yang bisa dinikmati pengunjung sembari memandang keindahan lembah Ngarai Sianok.
Jika ingin titik yang lebih tinggi lagi, pengunjung juga bisa naik ke Menara Pandang Puncak Taruko.Â
Ngarai Sianok sendiri sejak zaman kolonial dulu telah dijuluki sebagai Grand Canyon Indonesia, karena mirip dengan yang ada di Amerika Serikat.Â
Jembatan gantung khusus untuk pejalan kaki menjadi salah satu spot favorit para pengunjung untuk mengabadikan kenangan di Puncak Taruko.Â
Jika perut terasa lapar dan haus di kerongkongan, silakan ke restoran yang menyajikan aneka makanan dan minuman dengan harga mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 50.000.Â
Pengunjung boleh memesan makanan dan duduknya agak jauh dari kafe karena ingin menikmati pemandangan dari sudut tertentu.Â
Sayangnya, pilihan restoran di sini sangat terbatas. Tapi, pengunjung diperkenankan membawa makanan dari luar.Â
Namun, ada juga kafe lain yang merupakan "tetangga" dari area wisata Puncak Taruko, yang tidak membolehkan pengunjung membawa makanan dari luar.Â
Artinya, pengunjung wajib membeli makanan di kafe tersebut agar bisa menikmati pemandangan dari area kafe.Â
Puncak Taruko buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Waktunya yang fleksibel memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati suasana pagi yang segar ataupun senja yang romantis.Â
Bagi penggemar fotografi, Puncak Taruko adalah tempat yang sangat direkomendasikan untuk masuk dalam daftar kunjungan.Â
Waktu terbaik untuk memotret adalah pagi hari atau mendekati senja, ketika cahaya matahari menciptakan efek dramatis pada lanskap.
Dengan latar belakang perbukitan hijau dan kabut tipis yang sering menyelimuti area ini, setiap sudut Puncak Taruko adalah spot foto yang begitu syahdu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI