Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tak Ada "Quiet Quitting" Jika Anak Muda Diberi "Hak Otonomi"

12 September 2022   16:38 Diperbarui: 14 September 2022   09:28 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan abaikan aspirasi angkatan muda, jika tidak ingin mereka mengajukan resign lebih cepat, atau jika tidak ingin terjadi praktik quiet quitting (Pexels.com)

Orang tua yang menganggap anaknya tetap "anak kecil" cukup banyak. Yang model begini inginnya si anak ikut saja pilihan orang tua, misalnya dalam menentukan mau kuliah di mana atau mengambil jurusan apa.

Cara pandang seperti itulah yang terbawa-bawa ke kantor, sehingga para junior yang direkrut berdasarkan hasil seleksi, termasuk mengikuti psikotest, dianggap oleh para senior sebagai "anak kemarin sore".

Nah, bisa dibayangkan, dalam kondisi seperti itu, jelas tidak mungkin terciptanya suasana kerja yang kondusif untuk menghasilkan kolaborasi antar angkatan secara efektif.

Padahal, bila saja di suatu perusahaan terbentuk kondisi yang saling memahami antar semua angkatan, maka strategi bisnis akan lebih gampang diimplementasikan.

Tapi, itu bukan hal yang mudah dilakukan, bila masing-masing angkatan lebih mementingkan ego kelompoknya saja.

Parahnya, sekarang ini di suatu perusahaan yang telah lama eksis, komposisi pekerjanya biasanya lintas generasi atau multi generasi.

Komposisi tersebut terdiri dari angkatan tua yang disebut baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964), generasi X (1965-1980), generasi Y (1981-1994), dan generasi Z (1995-2010).

Idealnya, angkatan tua harus berjiwa besar dan tidak merasa sebagai orang yang paling memahami semuanya. Dalam soal teknologi informasi terkini, bisa jadi angkatan muda lebih paham.

Demikian pula, soal selera konsumen anak muda, pasti karyawan muda yang lebih tahu, sehingga seharusnya produk perusahaan didesain untuk bisa diterima anak muda.

Artinya, berilah angkatan muda semacam "hak otonomi" dalam mengeluarkan ide-idenya dan menerjemahkannya dalam suatu rancangan produk yang lebih kekinian.

Tentu, agar ide-ide tersebut berjalan dengan baik, pandangan angkatan tua tetap dibutuhkan. Ya, katakanlah ada sesi berbagi pengalaman antar angkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun