Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Asyiknya Liburan dengan Menjelajahi Obyek Wisata di Payakumbuh

27 Desember 2017   22:31 Diperbarui: 28 Desember 2017   07:27 2493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Gadang Sungai Baringin (dok pribadi)

Puas berfoto, baik bersama-sama, maupun dalam kelompok kecil, serta menikmati aneka jajanan yang banyak dijual pedagang dengan kios berupa tenda, kami pun didera kelelahan dan ingin segera sampai ke homestay yang sudah kami booking di Kawasan Wisata Lembah Harau. Inilah kawasan utama paling populer di Payakumbuh, dan sekaligus juga menjadi andalan Provinsi Sumbar. Di sini terdapat bukit berbatu terjal yang amat panjang, serta beberapa air terjun. 

Pilubang Resort (dok pribadi)
Pilubang Resort (dok pribadi)
Perlu diketahui. sejak era bertebarannya foto di medsos, kepopuleran Lembah Harau makin menjadi-jadi. Sekarang sedang dibangun banyak sarana untuk para wisatawan. Tersedia 25 homestay di sana, tapi begitu besarnya animo pelancong di hari libur, maka harus dipesan jauh hari sebelumnya. Kami telah membuktikan sendiri, dua minggu sebelumnya, hanya tersisa sebuah homestay yang tersedia, yang langsung kami booking.

Sayangnya, jalan raya menuju Harau dan juga di dalam kawasan wisata, relatif sempit, dan tidak mampu menampung arus kendaraan dari berbagai daerah, termasuk bus pariwisata berukuran besar, sehingga antrian bisa mengular sampai 5 km dari pintu gerbang kawasan wisata. Bahkan ada banyak kendaraan dari Riau yang sampai ke lokasi di sore hari, tidak diperkenankan memasuki kawasan wisata karena kondisi lalu lintas yang teramat penuh.

Sebuah Homestay di Harau (dok pri)
Sebuah Homestay di Harau (dok pri)
Zico Homestay, tempat kami menginap, alhamdulillah termasuk bagus, dengan bangunan yang relatif baru. Setelah makan malam, kami berkumpul untuk mengadakan acara "keakraban" dan mengundi door prize yang telah disiapkan oleh panitia. Kami juga pesta jagung bakar yang kami bakar sendiri dengan peralatan, bahan dan bumbu yang disediakan pihak homestay.  O ya, panitia adalah tiga orang keponakan saya yang tinggal di Payakumbuh dan Padang, yang telah bekerja keras dan sukses menghadirkan acara ini.

Kami yakin kedua orangtua kami yang sudah berpulang ke rahmatullah tahun 1990 (ibu) dan 2009 (ayah) berbahagia di alam baka melihat anak-anaknya bisa kompak melestarikan nilai-nilai kekeluargaan yang beliau ajarkan, dan sekarang kami teruskan pula kepada anak-anak kami.

Cerita berlanjut ke hari kedua (Senin 25/12). Setelah makan nasi goreng dan bubur kacang hijau (kata orang Minang: bubur kacang padi) yang disajikan pengelola homestay, kami pun mengeksplor kawasan wisata yang lumayan luas itu, yang sebagian masih alami, karena wisatawan hanya menumpuk di kawasan utama yang dekat dari gerbang masuk.


Maka kami pun bagai melakukan off-road dengan melewati jalanan kecil yang belum beraspal menuju Sarasah Murai, tempat areal camping dan ada air terjun bertingkat yang tersembunyi, sehingga harus ditempuh dengan berjalan kaki secara hati-hati. Capek namun terbayarkan dengan keindahan, kejernihan dan kesejukan air terjun tersebut.

Foto bersama di Lembah Harau (dok pri)
Foto bersama di Lembah Harau (dok pri)
Setelah itu, kami baru beranjak ke kawasan yang padat pengunjung dengan berfoto di taman yang indah dengan latar belakang bukit batu cadas. Ada beberapa obyek baru di sini yang khusus dibangun untuk memuaskan pengunjung untuk berfoto.

Takut dengan kemacetan, kami sengaja siang hari sudah meninggalkan Lembah Harau. Tapi ternyata tetap saja kami butuh satu jam baru terlepas dari kemacetan.

Kami makan siang di sebuah rumah makan berkonsep lesehan (bahasa Minang: baselo) di Lubuak Surien, 15 km di utara Payakumbuh, dengan pemandangan areal persawahan yang indah. Selanjutnya kami kembali ke markas KBDT 53 dengan penuh rasa syukur dan puas. Semoga acara ini bisa berlanjut ke obyek wisata lain di tahun depan.

Salah satu air terjun di Lembah Harau (dok pribadi)
Salah satu air terjun di Lembah Harau (dok pribadi)
Sedikit catatan sebagai penutup, tak bisa dipungkiri, kepariwisataan di Payakumbuh berkembang pesat sekali, dan sekarang boleh dikatakan sejajar dengan Bukittinggi yang selama ini disebut sebagai kota wisata utama di Sumbar.

Hanya saja, Payakumbuh harus banyak berbenah, terutama dalam memperbaiki infrastruktur jalan raya menuju obyek wisata, serta dalam memelihara bangunan obyek wisata. Kesiapan dan kesigapan petugas bila terjadi bencana atau kecelakaan di tengah keramaian pelancong perlu disediakan dan dilatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun