"Ah gombal, Mas, gombal!!! Cinta-cinta."
"Aku yakin banget Sus, sepertinya bu Maya telah berhasil menaklukkan seribu persen hati pak Sony. Menyanderanya, mengikatnya dengan rantai besi gede-gede. Seperti hatiku telah kamu sandera."
"Dan berarti gosip-gosip yang kita dengar itu benar dan akurat ya? Sebab akhir-akhir ini kelakuan pak Sony makin aneh. Jika aku jadi pak Sony pasti begitu juga. Hi hi hi hi."
"Nah, nah ... kamu diam-diam naksir bu Maya juga ya, Mas? Udah kalau begitu kita putus saja." Susi pun pergi meninggalkan Bowo.
"Lhoh, Sus ... Susi ... sayangku negeriku cintaku I love you ku ... Kok malah jadi begini?????" Bowopun berlari mengejar Susi.
--------
06.59 - Sony tiba di depan ruang Divisi Marketing. Atur nafas beberapa kali, lalu dibukanya pintu kaca itu.
Tepat pukul 07.00 Sony melangkahkan kakinya dengan mantap mendekati Maya.
"Hai cantik ..., lama menunggu, ya?"
Maya menyambut kedatangan Sony dengan cara penghormatan orang Jepang. Maya membungkukkan badannya.
Saat membungkukkan badan tepat di depan Sony, kedua mata Maya melotot ke bawah ke arah sepatu Sony. Maya tertawa terpingkal-pingkal.