Mohon tunggu...
Irwan Partono
Irwan Partono Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - Motivator - IT Programmer - StartUp Developer

Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - IT Programmer - StartUp Developer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Maya, Telur Asin, Valentine's Day [#4]

23 April 2021   03:32 Diperbarui: 7 Mei 2021   01:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 06.35 AM - Tergopoh-gopoh Sony berlari menuju ruang Devisi Marketing untuk menemui Maya.  -- Nafas memburu, diiringi konser detak jantung Sony yang berdegup kencang bak suara genderang panglima perang. -- Sony ingin sekali melihat siapakah pria yang disebutkan oleh Maya dalam negosisi menjelang subuh tadi. Siapakah pria itu? Pacar Maya kah? Kakak laki-laki Maya kah? Atau jangan-jangan ayah Maya? Siapakah pria itu?Sony, yang kini telah resmi menjadi Presiden Direktur Sonnn.Inc menggantikan jabatan ayahnya, sedang berada di situasi paling menegangkan selama hidupnya.

Rentetan pertanyaan liar mengalir deras memenuhi ruang-ruang logika isi tempurung kepalanya.

Tak terhitung lagi, berapa kali Sony melirik jam tangan Rolexnya. Sony tidak mau salah kalkulasi. Sony memakai rumus: Kecepatan = jarak dibagi waktu, jomblo tua bertype melankolis itu sejak subuh tadi, pusing sendiri menghitung waktu yang dia butuhkan untuk mencapai tempat di mana Maya menunggunya. Sony harus tiba di sana pukul 07.00 tepat sesuai hasil negosisi dengan gadis pirang tubuh slim itu.

Sony menghitung detil jarak tempat parkir mobil BMWnya dengan ruang Divisi Marketing singgasana Maya. Tak lupa Sony juga menghitung berapa langkah lari yang dibutuhkan untuk mencapainya dengan asumsi satu langkah membutuhkan waktu 1 detik.

-------

Sony ingin secepatnya bertemu Maya, tepat pukul 07.00 sesuai hasil negosisi menjelang subuh tadi. Dan ingin segera mengakhiri rasa penasaran yang begitu menyiksa pikirannya. Membuat lemas kedua lututnya, sehingga tak sadar Presiden Direktur Sonnn.Inc baru itu, berangkat ke kantor memakai sepatu berbeda warna dan jenisnya. Kaki kanan memakai sepatu kulit warna hitam mengkilat, kaki sebelah kiri mengenakan sepatu futsal warna merah menyala.

Dua pegawai yang datang lebih pagi terkejut dan tertawa melihat anak Big Boss perusahaan bertingkah laku sekonyol itu.

"Astaga, kenapa model sepatu yang dikenakan pak Sony berbeda? Kanan sepatu kulit mengkilat dan kiri sepatu futsal merah menyala?" kata Susi cleaning service kepada pacarnya, Bowo seorang office boy di perushaan itu.

"Begitulah laki-laki kalau sedang dimabuk asmara. Hi hi hi. Model sepatu yang dikenakan berbeda sampai nggak terasa?" sahut Bowo.

Keduanya cekikikan menahan tawa. Namun tak berani menegur anak Big Boss.

"Itulah dahsyatnya cinta. Mengubah segalanya. Seperti cintaku padamu, Susi."

"Ah gombal, Mas, gombal!!! Cinta-cinta."

"Aku yakin banget Sus, sepertinya bu Maya telah berhasil menaklukkan seribu persen hati pak Sony. Menyanderanya, mengikatnya dengan rantai besi gede-gede. Seperti hatiku telah kamu sandera."

"Dan berarti gosip-gosip yang kita dengar itu benar dan akurat ya? Sebab akhir-akhir ini kelakuan pak Sony makin aneh. Jika aku jadi pak Sony pasti begitu juga. Hi hi hi hi."

"Nah, nah ... kamu diam-diam naksir bu Maya juga ya, Mas? Udah kalau begitu kita putus saja." Susi pun pergi meninggalkan Bowo.

"Lhoh, Sus ... Susi ... sayangku negeriku cintaku I love you ku ... Kok malah jadi begini?????" Bowopun berlari mengejar Susi.

--------

06.59 - Sony tiba di depan ruang Divisi Marketing. Atur nafas beberapa kali, lalu dibukanya pintu kaca itu.

Tepat pukul 07.00 Sony melangkahkan kakinya dengan mantap mendekati Maya.

"Hai cantik ..., lama menunggu, ya?"

Maya menyambut kedatangan Sony dengan cara penghormatan orang Jepang. Maya membungkukkan badannya.

Saat membungkukkan badan tepat di depan Sony, kedua mata Maya melotot ke bawah ke arah sepatu Sony. Maya tertawa terpingkal-pingkal.

"Pak Sony tidak sedang sakit, bukan?" tanya Maya.

"Sehat. Sehat. Gue sehat. Memang kenapa? Ada apa dengan kaki gue? Berdirilah-berdirilah sayang ... Maya ..., jangan membungkuk terus seperti itu."

"Coba deh lihat ke bawah, Pak?" Maya tak kuasa menahan tawa.

Sony pun menuruti kata Maya. Dan ... "Oh my God!!! What's problem with me? Kenapa gue nggak terasa memakai sepatu berbeda model? Ya ampuuuuunnnnn ...... "

"Aduh, sepertinya Bapak butuh seorang istri yang memperhatikan suami, deh. Hi hi hi hi hi hi."

"Tapi tenang, Pak. Kemaren Pak Sony kan lupa lagi membawa pulang sepatu baru yang Bapak beli dari Singpura. Sepatu itu saya simpan di lemari pojok itu. Sebentar saya ambilkan, ya?" Maya bergegas mengambil sepatu itu.

"E ... e ... ehemm .... Nah, seperti kamu ini calon istri yang selama ini saya cari-cari. Cantik dan perhatian."

"Iiiihhh bisa saja Pak Sony ini." kata Maya.

--------

Setelah berganti sepatu baru, Sony pun bertanya kepada Maya perihal siapa pria yang akan menemani Maya pindah ke kantor pusat Sonnn.Inc di Amerika seperti yang telah mereka sepakati.

Namun Maya memang suka iseng. Maya sengaja tidak menunjukkan siapa pria yang akan menemaninya ke Amerika.

"Siapa pria itu Maya? Di mana dia sekarang?" tanya Sony dengan muka serius plus jantung makin berdebar.

"Rahasia, Pak. R-a-h-a-s-i-a. Ntar saja kalau kita mau berangkat. Pasti saya kenalin pria itu kepada Bapak. Hi hi hi hi ..."

"Astaga Maya .... jangan permainkan gue, Maya ... Please. Bisa makin jantungan gue ...."

"Emang kenapa sih, Pak? Cemburu?" goda Maya.

"Iya. Gue cemburu."

"Sudahlah Pak, percaya Maya saja. Nanti kalau kita akan berangkat ke kantor pusat di Amerika, baru saya ajak pria itu. Dan lagi sebenarnya pak Sony sudah mengenal pria itu. Tenang saja .... Hi hi hi .... Yessss!!!!"

Maya berlari keluar meninggalkan ruang itu. Gadis pirang itu, puas bisa ngeprank atasannya.

---------

"Ma ... ya ... sini kamuuuuu, gue mau cium kamu!!!!" teriak Sony sambil mengejar Maya yang sudah berada di ujung lorong kantor menuju kantin.

Semua karyawan yang sudah mulai ramai berdatangan geleng-geleng kepala melihat tingkah laku aneh anak Big Boss mereka.

---------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun