Dari chat pukul 01.00 pagi itu Chelsea mulai dekat dengan gue. Dia sering mengajak gue nongkrong di kafe. Nulis bareng. Awalnya dia mengajak beberapa temannya termasuk Joko si pria sedikit gemulai itu.
Namun seiring semakin berkurang ukuran jarak centimeter kedekatan kami, teman-teman Chelsea pun pelan-pelan menjauh dari kami. Kini hanya gue dan Chelsea yang masih setia nongkrong di kafe untuk nulis bareng.
---------
12.00 di kafe Verse, di sebuah ruang khusus kedap suara bersekat dengan pengunjung lainnya -- tempat spesial yang biasa kami pesan -- untuk nulis bareng.
Kali ini, hanya gue dan Chelsea.
"Joko dan teman-teman yang lain ke mana, sayaaaannng ... Kok, nggak pernah nongol lagi itu anak?"
"Em ... nggak tahu." jawabnya singkat.
"Lhoh kok nggak tahu?" gue lanjutkan beberapa pertanyaan introgatif karena ingin tahu.
"Em ... emang gue Emaknya?!!"
"Eit, ... bukan begitu, kan abang tahu kalian temenan. Se-genk gitulah kalo istilah anak sekarang."
"Nggak tahu." jawab Chelsea ketus.