Mohon tunggu...
Irwan Rusdy Keliata
Irwan Rusdy Keliata Mohon Tunggu... Guru - #bukan siapa-siapa

Menulis itu, seperti berbicara diatas tulisan. dapat berekspresi bebas sesuai yang dipikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ashabul Ukhdud, Pembantaian Penganut Ajaran Nabi Isa AS

23 Juli 2020   13:15 Diperbarui: 4 Juni 2021   17:10 14145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ashabul Ukhdud, Pembantaian Penganut Ajaran Nabi Isa AS (unsplash/inaki del olmo)

Al Qur'an merupakan kalamullah yang diwahyukan melalui Jibril kepada Nabiyullah Muhammad SAW. Didalamnya, terdapat banyak sekali kisah-kisah yang dapat kita petik hikmahnya. 

Diantaranya ialah kisah Ashabul Ukhdud, kisah yang jarang sekali dibicarakan ini merupakan salah satu kisah yang Allah abadikan dalam qur'an surat Al Buruj ayat 1-9. Kisah ini terjadi sekitar tahun 523 M di Najran ketika Yaman di kuasai oleh kabilah Himyar dengan raja terkahir Zur'ah Dzu Nuwaz.

Sungguh kisah ini sangat mengagumkan, di mana orang-orang beriman yang memiliki keteguhan hati menjaga ketauhidan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, rela dibakar di dalam parit api yang tengah berkobar, karena menolak untuk memilih murtad. Kebengisan sang raja dholim ini tanpa kasih. ia membakar seluruh kaum Faimiyun dari bayi hingga orang dewasa yang membangkang kepadanya.

Menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Quran , " Ukhdud " berasal dari kata " Khadd " yang artinya "selokan lebar dan dalam di tanah." Disebutkan demikian karena diyakini sebagai tempat pembakaran terjadi. 

Ukhdud terletak 5 km arah selatan kota najran di Arab Saudi. Peristiwa ini terjadi setelah masa kenabian Isa AS, dan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Daerah Najran yang dihuni oleh kaum Faimiyun pada saat itu masih memegang ajaran tauhid dari Nabi Isa AS.

Kisah Ashabul Ukhdud diceritakan panjang dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim dalam kitab Az-Zuhd bab "Qishashotu Ash-habil Ukhdud was Sahir war Rahib wal Ghulam: 3005".

(Kisah ini coba disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. adapun soal kata yang tidak sama berdasarkan hadits, tetapi dipilih sesuai makna seirama)

***

Baca juga : Kiat Mudah Belajar Membaca Al Quran dengan Cepat dan Tepat

Kisah lengkapnya

Dahulu pada zaman Bani Israil, ada seorang raja yang menggantungkan segala perkara atas pandangan seorang penyihir. Ketika penyihir itu dalam usia senja, dirinya merasa perlu mencari pengganti, seorang anak muda yang cerdas, cekatan serta tangkas untuk melanjutkan tongkat estafet sebagai penyihir kerajaan. Pemuda itu akan dilatih dan diajari ilmu sihir. Raja pun menyetujui hal itu. 

Kemudian meraka melakukan sayembara. setelah selesai diseleksi dan diramal oleh si penyihir itu, ditemukanlah seorang pemuda yang dirasa cocok untuk menjadi penggantinya. Si penyihir itu mulai mengajari sihir kepada pemuda tersebut.

Esoknya, sewaktu dalam perjalanan berguru ke si penyihir, tak sengaja pemuda itu mendengar pembicaraan seorang Rahib, ia merasa kagum dan tertarik kepadanya. 

Ia begitu terkesima pada perkataan sang rahib tersebut. Karena ketertarikanya itu maka setiap kali ia datang berguru ke si penyihir, ia selalu menyempatkan waktu bertemu sang rahib untuk belajar, kemudian baru ia pergi menemui si penyihir. Sebenarnya ia juga lebih banyak berkumpul dan berguru kepada sang Rahib dari pada si penyihir.

Hal ini yang membuat ia selalu di dipukuli si penyihir karena selalu datang terlambat. ia pun mengadu hal ini kepada sang rahib, sang rahib pun memberikan masukan kepadanya "kalau engkau takut kepada tukang sihir, katakanlah bahwa engkau masih ada urusan rumah sehingga engkau terlambat dan bila engkau takut kepada keluargamu, katakan juga tukang sihir itu menahanmu". Setelah itu Ia pun melakukan apa yang dikatakan Sang rahib, dengan begitu akhirnya ia tidak dipukuli lagi.

Waktu pun terus berlalu. Pemuda itu masih berguru kepada ke duanya, Sang Rahib dan Juga si penyihir. Suatu ketika di tengah perjalanannya, ia bertemu dengan sekumpulan orang yang berdiri pada sisi jalan sedang dirundung ketakutan. 

Rasa penasaran membuat ia mendekati mereka, rupa-rupanya ada seekor bintang buas besar sedang duduk ditengah jalan. Hal ini membuat mereka merasa cemas. 

Baca juga : Melihat Keselarasan Nilai Pancasila dengan Al Quran

Munculah dalam benak si pemuda itu, ia ingin membuktikan siapakah sebenarnya yang benar dan harus di ikuti antara sang rahib atau si tukang sihir. ia mengambil sebuah batu lalu melempar kearah bintang buas sembari berkata,

"Ya Allah, apabila perkara rahib lebih engkau sukai dari pada tukang sihir, maka bunuhlah binatang buas itu". 

Batu itu melesat cepat mengenai tubuh binatang buas tersebut, dan akhirnya terjatuh mati. Sungguh keajaiban yang luar biasa, orang-orang yang berada disitupun tercengah melihat kejadian itu. Batu yang tidak seberapa besar itu dapat membunuh bintatang buas yang sangat besar.

Kejadian yang ia alami ini pun diceritakan kepada sang rahib. sang rahib pun sadar bahwa pemuda yang menjadi muridnya kini telah diberkahi kemampuan oleh Allah Swt. yang bahkan tidak ia miliki. sang rahib berkata "Wahai anakku, sekarang engkau lebih baik daripada aku, dan engkau telah sampai pada perkara yang aku sangka. sesungguhnya engkau akan diuji, dan bila engkau diuji, janganlah engkau beritahu tentang diriku."

Hari-hari pun berlalu, ternyata kelebihan yang Allah berikan kepadanya tidak hanya sampai disitu. dengan bantuan Allah pemuda itu pun kini dapat menyembuhkan penyakit buta, penyakit kusta, lepra serta dapat mengobati manusia dari berbagai macam penyakit lainnya. Berita kehebatan seorang pemuda ini pun melesat cepat ke seluruh sudut kota hingga terdengar oleh salah satu penasehat kerajaan.

Penasehat kerajaan itu mengalami kebutaan. Kabar tersebut membuat si penasehat merasa perlu bertemu dengannya.

Si penasehat pun bersegera menemuinya dengan membawa hadiah yang besar, ketika sampai si penasehat berkata "Aku akan berikan harta ini kepadamu bila engkau bersedia menyembuhkan penyakitku.

" Lalu pemuda itu menjawab "Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan siapapun, yang bisa menyembuhkan hanyalah Allah. jika engkau beriman kepada Allah maka aku akan berdoa kepada-Nya untuk kesembuhanmu." 

Kemudian si penasehat kerajaan itu beriman kepada Allah dan diobati oleh pemuda itu hingga benar-benar sembuh. Kesembuhan penasehat itu telah membuatnya benar-benar beriman kepada Allah SWT yang maha besar.

Baca juga : Ketika Soal TWK Berbunyi, Pilih Al Quran atau Pancasila?

Penasehat itu kembali ke istana kerajaan. Dia kembali duduk bersua bersama penasehat lain dan sang raja di dalam istana. Raja merasa aneh melihat mata si penasehat yang tiba-tiba sembuh, denga rasa penasaran diapun bertanya: "siapa yang telah mengembalikan matamu?" 

Penasehat itu menjawab "Tuhanku" Lalu raja bertanya lagi degan wajah bingung "Apakah engkau mempunyai tuhan selain aku?" Jawabnya "Tuhanku itu adalah tuhanmu juga"

Sang raja pun marah besar atas jawaban si penasehat itu. Sang penasehat itupun disiksa terus menerus hingga akhirnya ia beritahu bahwa ia dapat sembuh karena doa yang dipanjat oleh seorang pemuda kepada Allah. kemudian sang pemuda itu dicari dan dihadirkan di depan raja. Raja berkata kepadanya:

"Wahai pemuda, aku telah mendengar sekarang engkau telah memiliki kepandaian sihir, sehingga bisa menyembuhkan orang yang buta dan juga bisa menyembuhkan penyakit kusta dan berbagai macam penyakit lainnya."

"Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Allah bukan aku" jawab pemuda itu dengan wajah penuh yakin.

Setelah mendegar jawaban pemuda itu sang raja pun semakin marah. Si pemuda itu lalu disiksa habis-habisan sampai ia memberitahu siapa guru spritualnya. ia pun beritahu keberadaan sang rahib. Sehingga sang rahib pun dicari dan dihadirkan di depan raja. 

Raja memerintah untuk melepaskan ajaran yang ia bawa. "Berhentilah dari agamamu!" kata raja, namun sang rahib enggan dengan kehendak sang raja.

Dipanggilah pengawal kerajaan, sang raja meminta pengawal memegang tubuh sang rahib, lalu menggergaji bagian tengah kepalanya hingga tubuhnya terbelah menjadi dua. Setelah itu penasehat kerajaan didatangkan dihadapan sang raja, ia diancam dengan hal yang serupa, akan tetapi si penasehat juga menolaknya hingga ia pun di geragaji sama seperti sang rahib.

Selanjutnya, di datangkan pemuda itu ke hadapan sang raja, "Berhentilah dari agamamu!!" kata sang raja dengan lantang. Namun si pemuda menolaknya. Sebagai hukumannya sang raja memerintahkan para prajuri membawa pemuda tersebut ke puncak gunung yang tinggi lalu mengancamnya jika ia masih memegang imanya maka ia akan dibuang dari puncak gunung hingga terperosok ke dasar jurang.

Ketika dalam perjalanan, sesudah melewati kaki gunung si pemuda berdoa kepada Allah Swt. agar menyelamatkanya, lalu terjadilah gempa yang sangat dahsyat menyebabkan gunung yang mereka daki longsor sehingga seluruh prajurit jatuh kedasar jurang. Hanya pemuda itu yang selamat. Pemuda itu pun lalu berjalan sendiri menuju sang raja, ia ingin membuktikan kebenenaran dan kebesaran Allah Swt.

Setibanya si pemuda di hadapan raja. Sang raja bertanya "apa yang terjadi pada prajuritku?" pemuda itu menjawab "Allah telah menjagaku dari perbuatan mereka". Sang raja tampak kesal ia pun tak habis akal. 

Ia memerintah prajuritnya membawa si pemuda itu ke tengah lautan lalu meneggelamkanya hingga ke dasar laut jika ia masih memegang imannya. ketika kapal hampir sampai ketengah lautan. pemuda itu pun berdoa meminta pertolongan kepada Allah Swt.

Selepas bedoa, lalu Allah datangkan badai dengan ombak yang sangat besar hingga terbalik kapal yang ditumpangi mereka. Semua prajurit itu pun tenggelam kecuali si pemuda itu. Sang pemuda kemudian kembali menemui sang raja. Ia bermaksud menunjukan kebesaran Allah Swt untuk kedua kalinya.

Bukannya sadar atas peristiwa besar itu sang raja malah masih ingin mencari akal untuk membunuh pemuda tersebut. Lalu si pemuda itu berkata dihadapan raja ""Sesungguhnya engkau tidak akan pernah bisa membunuhku, kecuali bila engkau mau menuruti permintaanku".

Sang raja menjawab, "Apakah itu?" Sang anak melanjutkan, "Kumpulkanlah seluruh penduduk pada satu tempat, kemudian saliblah aku di sebuah pohon kurma, kemudian ambillah satu anak panah dari tempat anak panahku, letakkan anak panah itu di busurnya, kemudian katakanlah "Bismilah Rabbil ghulam (dengan nama Allah Rabb-nya anak ini).' Kemudian lepaskanlah anak panah tersebut. Dengan begitu engkau bisa membunuhku."

Keinginan sang raja begitu kuat untuk membunuhnya, ia khawatir jika si pemuda itu tetap hidup maka dapat mempengaruhi banyak orang sehingga beriman kepada Allah Swt. 

Ditambah juga kisah kehebatan si pemuda telah didengar oleh seluruh penduduk, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan tak dapat dibunuh berkali-kali oleh sang raja. Sang raja pun menuruti apa yang dikatakan pemuda itu.

Pengumuman dibuat, seluruh penduduk diperintahkan berkumpul di hamparan luas untuk menyaksikan kebenaran perkataan si pemuda itu. perintah pun diberikan, lalu pemanah mengucapkan dengan lantang dan sangat kuat "dengan nama TuhanNya anak ini" panah pun dilesatkan menuju atas pelipis pemuda itu. darah muncrat mengalir jatuh membasahi tubuhnya, pemuda itu tampak kesakitan, dan kemudian meniggal.

Seluruh penduduk yang menyaksikan hal itu serentak semakin beriman kepada Allah. Mereka serentak berkata "Kami berimaan kepada tuhan pemuda itu"

Raja menjadi gusar dan semakin khawatir melihat seluruh penduduk semakin beriman kepada Allah Swt. Ia perintakan prajurit membuat parit yang besar dan dalam, lalu diisi dengan api yang berkobar-kobar. 

Seluruh penduduk yang beriman diperintahkanya meniggalkan agama pemuda itu jika tidak maka mereka akan dibuang ke dalam parit api itu. sayangnya keimanan penduduk itu sudah semakin kuat.

Mereka rela tubuhnya dimakan api. Akhirnya mereka satu persatu masuk kedalam parit api itu. sampai pada seorang ibu yang hampir saja melepaskan keimananya karena memilih keselamatan bayinya yang akan dibuang ke dalam parit. 

Lalu dengan kuasa Allah bayi itu berbicara "wahai ibu, bersabarlah! Sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran" setelah mendengar perkataan bayinya, ia memilih tetap pada keimananya dan semakin percaya pada keimananya. Sekitar 20.000 orang yang dibakar di dalam parit.

Sebuah kisah yang heroik ini menggambarkan bahwa Iman kepada Allah Swt. tak bisa dijual dan digantikan dengan apapun. Hanya bekal agamalah yang dapat menghantarkan manusia menghadap Allah Swt sehingga mendapatkan kebahagian yang hakiki.

Dalam sirah ibnu hisyam, diantara penduduk yang akan dibakar ada seorang yang lolos dalam peristiwa itu. namanya Daus Dzu Tsalaba. Ia berlari berasama kudanya menuju Syam meminta bantuan kepada penguasa Romawi. Bantuan itu di terima dengan cara meminta raja Hasbyah yang lebih dekat perjalananya ke Najran untuk mambantu Daus memberantas kekejian Dzu Nuwas.

Daus menuju Hasbyah dengan membawa surat yang diberi raja Rum. Raja Habsyah, Najasy menyaggupi hal itu dan memerintahkan 70.000 pasukan dibawah komando panglima Aryath dan wakilnya Abaraha Al-asyram menuju yaman, Najran. 

Peperangan terjadi sampai dipukul mundur pasukan Dzu nuwas hingga ke tepi laut akhinya Yaman di kuasai bangsa Abesinia/Hasbyah dengan Aryath sebagai Gubernnya sampai dengan pertikaian antara Asryath dan Abraha.

 Aryath mati ditangan Abraha lalu Abraha memegang kekuasaan di Yaman. Ia berkuasa di Yaman sampai dengan meniggal pada peritiwa Gajah ketika ingin menghancurkan Kabah yang Allah Swt Abadikan peristiwa itu dalam Surat Al-fiil (Ashabul Fiil).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun