di sebuah ruang pada bangunan tua dengan bau busuk kolonial, aku dikepung sepi, tapi di luar sana mendengung kegaduhan komunisme juga makian fasisme. aku sepi. juga sedih. sebab harga pertaruhan masa depan sebuah bangsa semurah gonggong anjing yang begitu membenci. tapi nyaris tak berguna jadi wasit dalam pertikaian musim ini. wasit hanya akan lebih tampak dalam wajah dungu. tapi lebih dungu dari topeng fanatik nan munafik para pendukung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!