Mohon tunggu...
Hendry Cahyono
Hendry Cahyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis bebas

hanya penulis liar yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Musim Semi Thrifting Sepatu

25 Maret 2024   22:00 Diperbarui: 25 Maret 2024   22:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

"Coba mas lihat orang live jualan di aplikasi oyen sekarang. Enak bisa beli sepatu bermerk dengan harga murah. Selain murah tipe dan modelnya lengkap. Tergantung selera dan kejelian kita kalau soal kualitas". Itu adalah pesan teman yang berbeda 15 tahun dari usia saya dua hari lalu ketika ngobrol santai di kantor.

Siapa menyangka munculnya e-commerce memberikan banyak pilihan pada konsumen. Pasar bersaing secara sempurna dan bisa diakses melalui gadget kita kapanpun dan dimanapun. Pasar sudah dalam genggaman tangan konsumen.

Tidak hanya barang baru yang ditawarkan. banyak melimpah barang bekas juga ditawarkan. sedangkal yang saya lihat yang paling rami sekarang adalah penjualan produk fashion bekas. Anak muda sekarang menyebutnya "ngetrhift". 

Sebenarnya pasar fashion bekas sudah ada sejak dulu. Sebelum istilah "ngetrhift" muncul berbagai istilah digunakan, ada yang menyebut dengan awul-awul, ngerombeng, dan sebagainya.

Munculnya ekonomi digital membuat para pedagang fashion bekas menggunakan e-commerce. fashion bekas yang dijual sangat beragam mulai dari baju sampai sepatu. hebatnya lagi jumlah penjualnya juga sangat banyak. Mereka tersebar di berbagai macam platform medsos.

Banyaknya pedagang thrifting ini menandakan banyaknya juga permintaan akan fashion bekas dikalangan penikmatnya. Pada titik ini pasar seimbang. Bertemunya penawaran (penjual) dan permintaan) pembeli.

Sangat menarik ketika saya mencoba melihat pasar thrift sepatu atau sneakers. Sebelum ramai penggunaan medsos para pedagang sepatu bekas ini kurang dilirik oleh pembeli dan relatif kalah laris dibandingkan dengan pasar fashion bekas.

Jika kita serng main ke outlet resmi sepatu bermerk terkenal tentu haragnya cukup menyiksa dompet. Apalagi bagi kalangan muda yang masih kuliah belum berpendapatan.

Padahal anak kuliahan ini merupakan ceruk pasar yang besar. Mereka sangat peduli dengan gaya fashionnya. Munculnya pasar thrift sepatu menjadi sebuah keniscayaan bagi anak muda untuk terus mengapgrade penampilan mereka.

Untuk membeli sepatu branded sekarang tidak lagi dibutuhkan penyiksaan terhadap dompet. harga sepatu di pedagang thrift sangat bersahabat dengan saldo anak muda yang belum memiliki pendapatan tetap.

Jika membeli sepatu baru di outlet resmi dengan harga tinggi hanya mendapat sepasang sepatu. Beda cerita apabila mereka "ngethrift" sepatu bisa mendapatkan lebih dari tiga pasang sepatu. Keniscayaan untuk anak muda menjadi kolektor sneakers jelas adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun