Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tantangan Qatar untuk Dunia Arsitektur

22 November 2022   11:17 Diperbarui: 23 November 2022   08:00 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Lusail, yang menjadi stadion utama di Piala Dunia 2022. (Sumber: KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images) 

Ada satu tingkat yang ditambahkan di stadion, menambah 12.000 kursi. Sehingga, kapasitas total menjadi 40.000 penonton.

Stadion Khalifa International (Simon Stacpoole/Offside/Offside via Getty Images)
Stadion Khalifa International (Simon Stacpoole/Offside/Offside via Getty Images)

Stadion Lusail (di Lusail) oleh Foster+Partners

Stadion ini adalah venue centrepiece untuk Piala Dunia 2022. Berlokasi di Lusail, kota baru yang berkembang dengan cepat yang direncanakan bisa menampung penduduk hingga 450.000, stadion ini berkapasitas 80.000 dan akan dipakai untuk 10 pertandingan, termasuk laga final pada 18 Desember 2022.

Fosters tidak dikenal sebagai perancang stadion. Hasil sebelumnya, yang bisa dibilang terkenal, adalah Stadion Wembley di London, yang lebih mirip tumpukan baja. Wembley didesain bersama Populous (dulu HOK Sport). Fosters dan Populous bergabung lagi di Qatar, namun dengan hasil lebih memuaskan.

Lusail dirancang dengan bebas, mungkin karena dibangun di lokasi yang masih kosong, tidak ada ikatan sejarah dan infrastruktur lama. Fosters sepertinya telah belajar banyak sejak Wembley. Lusail adalah stadion yang elegan. Kalau Wembley terasa terpecah-pecah, tidak menyatu, maka Lusail tampak lebih utuh.

Lusail mengambil tema mangkuk logam khas Arab. Menurut Luke Fox, Kepala Studio di Fosters+Partners, ambisi mereka adalah menciptakan sebuah stadion yang megah namun sederhana, yang lebih merefleksikan fungsinya dan bisa sesuai dengan cuaca Qatar.

Di bagian luar, bentuk seperti mangkuk itu dibungkus dengan panel aluminium berwarna emas yang menjadi pelindung bagian dalam, juga tetap bisa mendapat cahaya alami. Melayang di atas stadion adalah atap jaringan kabel berdiameter 307 meter, salah satu atap terbesar di dunia. Atap ini tidak membutuhkan tiang, karena diikat oleh jaringan kabel menuju ke bukaan atap di tengah.


Stadion 974 (di Doha) oleh Fenwick Iribarren

Tampak dalam stadion ini biasa saja, seperti stadion umumnya. Namun, kisah yang berbeda menyelimuti bagian luarnya. Dibangun dekat dengan pesisir Doha di Teluk Persia, Stadion 974 adalah stadion temporer pertama yang pernah dibangun untuk Piala Dunia. Sebelumnya, stadion sementara seperti ini hanya ada di benak para arsitek, namun Piala Dunia 2022 menyajikannya.

Dinding luar stadion ini terdiri dari 974 peti kemas, seperti namanya, yang juga merupakan kode telepon international Qatar. Peti kemas dipakai oleh Fenwick Iribarren seperti halnya peti kemas di pelabuhan. Sebagian dari peti kemas yang dipakai disulap menjadi toilet dan keperluan hospitality.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun