Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tantangan Qatar untuk Dunia Arsitektur

22 November 2022   11:17 Diperbarui: 23 November 2022   08:00 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Lusail, yang menjadi stadion utama di Piala Dunia 2022. (Sumber: KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images) 

Stadion Al Janoub (di Al Wakrah) oleh Zaha Hadid Architects bersama Aecom

Menggairahkan dan mudah dikenali, Stadion Al Janoub barangkali adalah stadion paling menarik dibanding stadion lain. Zaha Hadid, atau yang bernama lengkap Dame Zaha Mohammad Hadid, oleh The Guardian dijuluki sebagai “ratu lengkungan”. Stadion ini dirancang sebelum ia wafat pada 31 Maret 2016, bersama Patrick Schumacher.

Saat ini, stadion ini masih berkapasitas 40.000 penonton. Namun, setelah Piala Dunia kelar, memasuki legacy mode, kapasitas dikurangi menjadi 20.000.

Stadion ini berlokasi di kota pesisir Al Wakrah, yang membuat klien meminta sebuah desain yang berbau kehidupan di laut. Zaha Hadid Architects (ZHA) mengambil inspirasi dari bentuk lambung kapal tradisional dhow, sebuah tipe kapal yang dipakai para pedagang Arab.

Intisari dari rancangan itu adalah sebagai berikut: “Desain atap stadion adalah penggambaran abstrak lambung-lambung dhow terbalik dan disatukan menyajikan perlindungan dan naungan. Ini ditunjukkan melalui geometri stadion, material yang detail dan pilihan, termasuk struktur tiang atap yang memiliki kemiripan dengan struktur bagian dalam lambung dhow”.

Stadion dilengkapi dengan atap seberat 378 ton yang bisa dibuka dan ditutup dan, seperti semua stadion lain, ventilasi di bawah kursi untuk pendingin udara, memungkinkan stadion ini dipakai sepanjang tahun.

Stadion Al Janoub (David Ramos/Getty Images)
Stadion Al Janoub (David Ramos/Getty Images)

Stadion Al Thumama (di Doha) oleh Ibrahim M. Jaidah bersama Heerim

Stadion Al Thumama didesain oleh Ibrahim M. Jaidah, arsitek utama Arab Engineering Bureau, sebuah konsultan desainer asal Oman yang didirikan pada 1971. Seperti halnya dengan desain beberapa stadion lain, stadion ini juga memiliki referensen karya seni Arab tradisional. Kali ini, inspirasi itu berasal dari “gahfiya”, topi putih yang biasa dipakai kaum pria di Jazirah Arab. Saya pikir istilah bahasa Indonesia untuk “gahfiya” adalah kopiah alias peci. Tolong beri tahu kalau saya salah, ya.

Jaidah menyatakan bahwa desain yang dibuatnya tidak hanya menggambarkan Qatar, tapi juga seluruh Jazirah Arab. “Di budaya kami, gahfiya adalah bagian penting dari seorang anak laki-laki menuju masa dewasa,” kata Jaidah.

Hasilnya adalah Al Thumama berbentuk seperti topi raksasa, dikelilingi taman seluas 50.000 meter persegi, berisi 400 pohon. Ketika Piala Dunia kelar nantinya, 20.000 dari 40.000 kursi akan dilepas sebagai tanda bahwa Stadion Al Thumama memasuki legacy mode.

Stadion Al Thumama (Pablo Morano/BSR Agency/Getty Images)
Stadion Al Thumama (Pablo Morano/BSR Agency/Getty Images)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun